REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang tua siswa menyambut baik pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Namun, peraturannya di sekolah harus ketat dan SKB Empat Menteri yang mengatur PTM harus ditegakkan secara baik dan benar.
Salah satu orang tua murid di SD di Jember, Jawa Timur, Eka mengatakan selama pandemi Covid-19 dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) membuat anak berubah. Mereka semakin tergantung pada gawai.
Selain itu, kesabaran orang tua benar-benar diuji. "Kesibukan orang tua juga nggak sama. Kalau orang tua kantor, bisa nemenin anak ngerjain tugas kan sore sampai malam. Kadang kita juga dikejar deadline, tugas dikumpul jam 11 malam. Anak sudah lelah, ibunya lelah karena bekerja, akhirnya sama-sama emosi, sering bertengkar. Stres orang tua," kata Eka.
Senada dengan Eka, orang tua murid di Yogyakarta, Sri Nurmeilani mengatakan tatap muka akan memberikan nilai-nilai tambah pada siswa. Selama PJJ, materi yang diberikan hanya yang berkaitan dengan akademis. Menurutnya, pertemuan langsung akan lebih mudah untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan pada siswa.
"Setuju tatap muka, karena kalau tatap muka itu tidak hanya memberi materi, bisa menanamkan nilai-nilai secara langsung dalam kehidupan sehari-hari di kelas. Semua ilmu bisa menanamkan nilai ketika tatap muka," kata Sri.
Keduanya juga menegaskan, protokol kesehatan di sekolah harus dijamin. Hal ini penting agar murid di sekolah tetap aman, dan orang tua juga tidak khawatir meninggalkan anak-anak mereka di sekolah.
"Yang jelas dengan protokolnya. Walaupun kasusnya sudah menurun, kan kita tidak tahu namanya OTG. Yang jelas untuk prokesnya masih harus diperketat," kata Eka menegaskan.