Jumat 20 Aug 2021 12:20 WIB

Jepang akan Bawa Sampel Tanah dari Mars pada 2029

Amerika dan China menergetkan membawa sampel dari Mars pada 2030.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Dwi Murdaningsih
Data Phobos yang diambil dari sinar UV
Foto: NASA
Data Phobos yang diambil dari sinar UV

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Eksplorasi Luar Angkasa Jepang atau JAXA berencana meluncurkan penjelajah pada tahun 2024 untuk mendarat di Phobos, bulan Mars. Mereka berencana akan mengumpulkan 10 gram (0,35 ons) tanah dan membawanya kembali ke Bumi pada tahun 2029. Dalam hal ini, Jepang berharap menemukan petunjuk tentang asal usul planet dan jejak kehidupan yang memungkinkan.

"Perjalanan pulang yang cepat itu diharapkan menempatkan Jepang di depan Amerika Serikat dan China dalam membawa kembali sampel dari wilayah Mars meskipun dimulai lebih lambat," kata Manajer Proyek Yasuhiro Kawakatsu dikutip dari Phys pada Jumat (20/8).

Baca Juga

Dia menjelaskan penjelajah Perseverance milik Badan Antariksa Amerika (NASA) telah mendarat di kawah Mars. Wahana itu akan mengumpulkan 31 sampel yang akan dikembalikan ke Bumi dengan bantuan dari Badan Antariksa Eropa pada awal 2031. China pada Mei menjadi negara kedua yang mendarat dan mengoperasikan pesawat ruang angkasa di Mars dan berencana untuk membawa kembali sampel sekitar tahun 2030.

"Ilmuwan JAXA percaya sekitar 0,1 persen dari permukaan tanah di Phobos berasal dari Mars dan 10 gram dapat berisi sekitar 30 butiran tergantung pada konsistensi tanah," kata dia.

Sementara itu, Profesor di Institute of Space and Astronautical Science, Tomohiro Usui mengatakan tanah di Phobos kemungkinan merupakan campuran material dari bulan itu sendiri dan material dari Mars yang disebarkan oleh badai pasir.

"Mengumpulkan sampel dari beberapa lokasi di Phobos dapat memberikan peluang lebih besar untuk mendapatkan kemungkinan jejak kehidupan dari Mars daripada mendapatkan tanah dari satu lokasi di Mars," kata dia.

Ia menambahkan setiap bentuk kehidupan yang mungkin berasal dari Mars akan mati karena radiasi matahari dan kosmik yang keras di Phobos. Misi NASA dan Badan Antariksa Eropa berfokus pada potensi bentuk kehidupan dan evolusi area kawah Jezero yang diyakini sebagai danau purba.

Dengan mempelajari sampel tanah Phobos termasuk bahan dari Mars, para ilmuwan berharap untuk belajar tentang evolusi biosfer Mars. Penelitian Jepang tentang sampel Phobos dan NASA dari lokasi tertentu di kawah Mars dapat saling melengkapi dan dapat mengarah pada jawaban atas pertanyaan seperti bagaimana kehidupan Mars muncul (jika ada) dan berevolusi dalam waktu dan tempat.

"Desember lalu, penyelidikan JAXA, Hayabusa2, membawa kembali lebih dari 5 gram (0,19 ons) tanah dari asteroid Ryugu, lebih dari 300 juta kilometer (190 juta mil) dari Bumi, dalam pengembalian sampel asteroid pertama yang berhasil di dunia," kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement