Jumat 20 Aug 2021 18:27 WIB

3200 Phaethon, Asteroid Aneh yang Seperti Komet

3200 Phaethon mengandung natrium, jika dekat matahari menghasilkan efek hujan meteor.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Dwi Murdaningsih
Asteroid 3200 Phaethon menunjukkan reaksi aneh saat berada dekat matahari.
Foto: NASA/JPL-Caltech/ IPAC
Asteroid 3200 Phaethon menunjukkan reaksi aneh saat berada dekat matahari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alam semesta menyimpan beruta misteri. Di antara benda-benda langit di alam semesta ini ada asteroid unik 3200 Phaethon. Asteroid ini memiliki struktur yang tidak biasa dibandingkan dengan asteroid khas. Saat melewati wilayah terpanas orbitnya, 3200 Phaethon menunjukkan reaksi aneh.

Dilansir The Science Times pada Kamis (19/8), komet melarutkan es ketika mencapai ruang yang lebih dekat dengan matahari. Saat mendekati bintang besar, komet menghasilkan jejaknya sendiri yang terdiri dari gas. Asteroid tidak memiliki fitur ini. Asteroid memiliki reaksi hampa ketika berada pada kondisi yang sama dengan komet, karena memiliki komposisi kimia yang berbeda. Namun, hal berbeda terjadi pada 3200 Phaenthon saat melintasi matahari.

Baca Juga

3200 Phaethon Dekat Matahari

Sebagai asteroid, 3200 Phaethon memanifestasikan ciri-ciri yang terlihat dari komet saat mendekati matahari. Dalam sebuah penelitian baru-baru ini, penyebab di balik aktivitas aneh Phaethon dijelaskan oleh para ahli.

Phaethon menunjukkan aktivitas mirip komet ketika pertama kali ditemukan. Aktivitasnya biasanya meningkat ketika melayang di dekat daerah terpanas orbitnya, ketika Phaethon paling dekat dengan matahari. Namun, meski Phaethon dapat menunjukkan ekornya seperti asteroid lainnya, seharusnya sudah lama hilang karena usia.

3200 Phaethon memiliki ukuran asteroid rata-rata, dengan skala hingga enam kilometer. Phaethon memiliki kemampuan lebih dekat ke matahari dibandingkan dengan steroid lainnya, dengan setengah jarak planet Merkurius dari matahari.

Laman IFL Science melaporkan bahwa ketika Phaethon mencapai jarak puncaknya, suhu asteroid naik hingga 750 derajat Celsius. Ketika Phaethon mencapai panas ini, konsekuensi terjadi, seperti hujan meteor. Di antara efek nyata dari ekstremitas Phaethon adalah Geminids, hujan meteor terlihat dari Bumi.


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement