REPUBLIKA.CO.ID, MUNICH -- Pada segmen kendaraan mewah, konsumen cenderung rela membayar lebih demi segera memperoleh mobil impianya. Hal ini pun terjadi pada sejumlah konsumen BMW dan Mercedes Benz.
Dikutip dari Irish Times pada Selasa (14/9), fenomena tersebut juga terjadi selama adanya kelangkaan chip atau semikonduktor. Karena, kelangkaan tersebut membuat pasokan mobil tertentu mengalami hambatan.
Kondisi ini pun membuat konsumen harus menunggu mobil impianya selama beberapa bulan. Tapi, bagi yang berkantong tebal dan membutuhkan mobil dengan segera, maka konsumen tersebut akan rela membayar lebih agar mobil impiannya segera dikirimkan.
Otomatis, hal ini membuat harga pasar untuk produk premium jadi terdongkrak. Artinya, kelangkaan ini justru memberikan keuntungan tersendiri bagi sejumlah brand tertentu.
Kondisi ini pun membuka peluang bagi babak baru dalam industri mobil mewah. Dengan kondisi ini, maka brand mobil premium bisa mematok harga baru yang lebih tinggi dan lebih leluasa dalam meningkatkan kemewahan dalam produk yang dipasarkan.
Chief Financial Officer Daimler, Harald Wilhelm mengatakan, agar kenaikan harga ini tetap terjaga, maka pasokan kendaraan akan tetap dibatasi meski kelangkaan chip telah reda. "Di satu sisi, kami akan meningkatkan kemewahan pada produk kami," kata Harald.
Hal senada pun diamini oleh BMW. Chief Financial Officer BMW, Nicolas Peter mengatakan, BMW telah melihat adanya peningkatan kekuatan harga selama 24 bulan terakhir. "Hal ini mendorong kami untuk terus melakukan pengelolaan pasokan untuk bisa mempertahankan level harga yang tercapai saat ini," kata Nicolas Peter.