REPUBLIKA.CO.ID, Circle of Time Circle of Time (COT) peradaban Maya yang masuk dalam peradaban Andunisi (Indonesia, dialek Arab) tak dapat diketahui sejak kapan.
Majapahit membagi COT dalam delapan penggalan waktu dalam sehari. Visualisasi terbuat dari batu, kalau Betawi dari kayu jati. Yang Majapait oleh arkaelog disebut Surya Majapahit. Opo maksute?
Penggalan waktu Betawi dalam sehari ada 11:
1. Boker, 04.00 s/d 06.00. Nama pasar di Pasar Rebo.
2. Pagi atau pagi2 06.00 s/d 10.00
3. Ciplak, sekitar 10.00 s/d 12.00. Nama pasar di Sawah Besar.
4. Siang, atau Tengari Bolong. 12.00 s/d 15.00
5. Asar 15.00 s/d 18.00.
6. Menggerip 18.00 s/d 19.00
7. Malem 19.00 s/d 21.00
8. Maleman dikit 21.00 s/d 24.00
9. Tenga malem 24.00 s/d 01.00
10. Tenga malem buta 01.00 s/d 03.00
11. Pagi buta 03.00 s/d 04.00
Istilah itu jangan di Arabkan karena ini bahasa Swahili yang berasal dari bangsa Moor (Mooritsco spirit of Moor). Diperkirakan mereka ke Andunisi sejak IV/V M.
Di Andunisi kebanyakan orang menghitung hari tujuh dalam seminggu. Penamaan hari versi Betawi:
1. Senen artinya bermula. Senen, dan jangan di-senin-senin kan.
2. Selasa artinya gelap. Hari dilarang bertransaksi. Di Jakarta dan sekitar tak ada pasar Selasa dan Saptu.
3. Rebo artinya meriah. Jangan di-rabu-rabukan.
4. Kemis artinya kasih sayang. Kata nengemis berakar dari kemis. Jangan di-kamis-kamiskan.
5. Jumahat artinya hari berkumpul. Bahasa Swahili.
6. Saptu hari tak dibolehkan transaksi.
7. Minggu. Tak ada penilaian untuk Minggu.
Untuk membantu petunjuk waktu biasanya orang memasang batu tinggi kurang semeter dan diletak di ruang terbuka untuk mengukur bayang-bayang di siang hari.
Dengan amat jenaka arkaeolog menyebut batu ini menhir.
Begitu rumitnya orang di abad-abad lampau mengetahui waktu. Beda dengan orang sekarang. Petunjuk waktu dalam saku, tapi banyak orang berjanji tak tepat waktu.