Jumat 29 Oct 2021 15:34 WIB

Waspada Strok atau Serangan Otak Mendadak di Usia Muda

Strok dapat menyerang semua level usia, termasuk usia muda.

Stroke (ilustrasi)
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asep Aji Fatahillah menceritakan pengalamannya terkena stroke saat berusia 19 tahun, waktu ia masih kuliah. Sayangnya ia mendapatkan penanganan terlambat sehingga harus dirawat selama 2 hari di ICU, 8 hari di ruang rawat inap.

"Selama beberapa tahun juga saya sempat 5 kali kejang epilepsi," cerita Asep yang kini aktif sebagai sebagai Sekertaris Komunitas Penyintas Stroke kepada DW Indonesia.

Baca Juga

Saat itu ia tidak tahu bahwa selepas dari rumah sakit, pasien stroke seharusnya menjalani beberapa terapi lanjutan. Tapi ia memilih terapi alternatif yang malah membuatnya tidak fokus dan sulit berpikir sehingga ia akhirnya drop out (DO) kuliah.

"Saya baru tahu ternyata strok perlu penanganan khusus di RS sehingga beberapa tahun lalu saya mulai terapi berobat. Kalau saja tahu lebih awal mungkin saya tidak akan merasa terpuruk seperti sebelumnya," kata Asep.

Ia mengeluhkan minimnya informasi dan edukasi untuk penyintas dan keluarga, serta masih banyaknya disinformasi seputar stroke di masyarakat. Segera cari pertolongan ke rumah sakit jika mendadak sulit tersenyum, bergerak, berbicara, kebas rabun dan sakit kepala hebat. Tiap menit berharga untuk menyelamatkan satu kehidupan.

Strok adalah suatu gangguan pembuluh darah di otak yang terjadi secara tiba-tiba baik kecil atau besar karena sumbatan atau perdarahan. Data Riset Kesehatan Dasar oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tahun 2018 melaporkan prevalensi stroke pada populasi di atas 15 tahun adalah 10,9 per 100 meningkat signifikan dibanding 5 tahun sebelumnya yakni 7 per 100 populasi.

Penyebab kematian kedua tertinggi di Indonesia

Serangan otak mendadak atau yang lebih dikenal dengan istilah strok merupakan penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah penyakit jantung. Setidaknya 21 persen dari total angka kematian dari seluruh kematian diakibatkan karena stroke, demikian disampaikan dokter spesialis saraf RS Pusat Otak Nasional (PON) di Jakarta, dr. Mursyid Bustami.

 

sumber : DW
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement