REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker Payudara dikenal sebagai penyakit yang menakutkan, terutama bagi para wanita. Itu sebabnya, perempuan diminta untuk melakukan deteksi dini kanker agar cepat tertangani. Pasalnya, kanker payudara memiliki ciri awal yang sulit diketahui.
"Ciri-ciri awal, justru yang ketahuan saat belum ada apa-apa, kita screening menggunakan mamografi atau USG, habis itu diketemukan. Nah, itu bener-bener awal. Sebenarnya kalau misalkan dia (pasien) sudah ditemukannya dalam benjolan, itu sudah agak lanjutlah dikatakannya atau lokal lanjut," ujar Dokter spesialis bedah RSIA Citra Ananda (Ciputat), dr Miradz Huda M, SpB, dalam talkshow virtual 'Together We Fight! Breast Cancer Awareness N’PURE, belum lama ini.
Miradz mengatakan, penyakit kanker terdeteksi melalui tumor jinak yang kemudian menyebar dan menjadi ganas. Dari sisi medis, faktor keturunan bukanlah faktor utama dari penyakit kanker payudara.
“Keturunan itu adalah faktor risiko. Jadi 20 persen dari genetik, namun 80 persennya dari lingkungan,” jelas Miradz.
Kemudian, lanjutnya, faktor yang disebabkan oleh lingkungan, yaitu lifestyle mulai dari obesitas, makan tidak teratur, tidak rajin olahraga, sesuatu yang berhubungan dengan hormon (memliki anak, menyusui, menggunakan KB), serta terapi hormonal dan implant payudara. Sedangkan faktor genetik merupakan faktor yang tidak dapat diubah, diantaranya wanita, usia lanjut, atau pernah mengalami benjolan pada payudara.
“Kalau pencegahan itu kita ngomonginnya pola hidup yang baik dari pola makan, dimana kita rendah kolesterol, rendah gula karena kedua itu bisa meningkatkan ya. Kemudian olahraga, satu lagi adalah manajemen stres,” ujar Miradz.
Miradz menyebutkan, gaya hidup sehat menjadi langkah preventif dari pencegahan penyakit kanker/tumor. Menurutnya, pekerjaan yang memiliki tingkat stres tinggi akan menyebabkan imun menjadi turun sehingga dapat mengaktivasi sel-sel kanker dalam tubuh.
Dokter spesialis bedah ini juga mengajurkan untuk melakukan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) sebagai bentuk perhatian terhadap diri sendiri. Bilamana terdapat perubahan, harus melakukan tahap selanjutnya dengan SADARNIS (Pemeriksaan Payudara Klinis).
“Jangan pernah takut datang ke dokter untuk memeriksakan, apalagi itu kepunyaan kita sendiri. Penasaranlah dengan apa yang ada dan membuat dia (pasien) itu mau datang ke dokter. Jangan malah ke tempat lain yang mungkin banyak referensi nggak benar. Begitu ketahuan lebih awal, lebih baik juga outcomenya," jelas Miradz.