Selasa 09 Nov 2021 01:29 WIB

Cegah Kanker Serviks dengan Vaksin HPV, Bisa Mulai 9 Tahun

Virus HPV sering disebut pembunuh diam-diam karena tak timbulkan gejala.

Red: Dwi Murdaningsih
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) kepada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 pada kegiatan bulan imunisasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).
Foto: ANTARA / Fakhri Hermansyah
Petugas medis (kanan) menyuntikkan vaksin HPV (Human Papillomavirus) kepada Siswi Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 pada kegiatan bulan imunisasi di Pondok Kelapa, Jakarta Timur, Rabu (26/8/2020). Imunisasi yang diikuti siswi kelas V dan VI untuk mencegah infeksi virus HPV (human papillomavirus).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan nomor dua di dunia setelah jantung koroner. Kendati mematikan, gejala awal penyakit ini tidak pernah dirasakan oleh penderitanya.

Umumnya, si penderita baru datang berobat ketika penyakit sudah memasuki stadium lanjut. Mayoritas studi dan literatur di seluruh dunia menyebutkan bahwa kanker stadium lanjut memiliki kemungkinan meninggal dunia jauh lebih besar.

Baca Juga

Bahkan sebagian besar pasien stadium lanjut akan sulit untuk bertahan hidup. Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun.

Salah satu jenis kanker mematikan yang paling banyak menyerang perempuan adalah kanker serviks. Menurut Observasi Kanker Dunia (Globocan) di Indonesia terdapat 36.633 kasus baru.