REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan GAMA-KiDS sebagai alat deteksi dini kekerdilan (stunting). Alat ini untuk mempercepat identifikasi bayi usia bawah dua tahun sehingga intervensi kesehatan dapat cepat dilakukan.
"Tujuan kami agar pengukuran panjang badan bisa rutin dilakukan dan hasilnya akurat," kata dosen di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM Siti Helmyati dalam Webinar Inovasi Alat Deteksi Dini Stunting sebagai rangkaian dari Ritech Expo 2021 di Jakarta, Jumat (12/11).
Kit deteksi stunting GAMA-KiDS merupakan inovasi alat ukur panjang badan dan deteksi dini bagi anak usia 0-24 bulan. Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak di mana anak tidak tumbuh tinggi seperti anak usianya atau disebut juga dengan kerdil akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang.
Siti bersama tim mengembangkan GAMA-KiDS yang memiliki keunggulan, yakni portabel, ringan, bersifat kuantitatif dan mudah menentukan status gizi panjang badan menurut umum berdasarkan z-score. Ia mengatakan beberapa masalah yang dihadapi dalam deteksi dini stunting antara lain keterbatasan kapasitas kader dan keterbatasan alat pengukur.
Dengan adanya GAMA-KiDS, diharapkan dapat mempermudah kader posyandu balita mengukur panjang badan sekaligus mendeteksi apakah balita tergolong stunting atau tidak. Adapun beberapa alat alternatif yang digunakan untuk mendeteksi kekerdilan di posyandu di Tanah Air saat ini, antara lain tikar pertumbuhan, tikar panjang badan dan pita meter.
Siti menuturkan GAMA-KiDS bukan merupakan alat diagnostik dan tidak menggantikan infantometer, yang merupakan gold standard dalam deteksi kekerdilan. Komponen GAMA-KiDS terdiri atas tikar panjang badan, cakram status gizi, buku petunjuk penggunaan alat, serta buku saku kekerdilan.
Siti dan tim memulai pengembangan kit deteksi kekerdilan pada 2020 dan melakukan uji validitas dan penerimaan alat di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan Pidie, Aceh. Hasil uji validitas dan reliabilitas GAMA KiDS pada 2020 di Kecamatan Seyegan, Sleman, DI Yogyakarta, menunjukkan sensitivitas alat sebesar 80 persen dan spesifikasi alat sebesar 85 persen.
Pada 2021, dilakukan scaling up dan uji coba alat di luar Provinsi Yogyakarta seperti di Ende di Nusa Tenggara Timur dan Halmahera Barat di Maluku Utara. Pada 2022, diharapkan terjalinnya kemitraan dengan perusahaan untuk memproduksi GAMA-KiDS secara massal dan komersialisasi alat.