REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Peretas dilaporkan berhasil memasuki sistem surat elektronik (e-mail) Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) pada Sabtu (13/11) waktu setempat. Pelaku kemudian mengirim puluhan ribu pesan peringatan tentang kemungkinan serangan siber.
Menurut agen dan spesialis keamanan FBI, dilansir reuters, Ahad (14/11), ada sejumlah surat elektronik palsu tampak berasal dari alamat e-mail resmi FBI yang berakhiran @ic.fbi.gov, tulis FBI dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun perangkat keras yang terkena dampak insiden itu dimatikan dengan cepat setelah ditemukannya masalah, situasinya masih sedang berlangsung," kata FBI.
Para peretas mengirim puluhan ribu e-mail berisi peringatan tentang kemungkinan serangan siber, menurut organisasi pelacak ancaman siber, Spamhaus Project, di akun Twitternya. Salinan e-mail yang diunggah oleh Spamhaus di Twitter menunjukkan judul surat elektronik yang bertuliskan 'Mendesak: Aktor ancaman dalam sistem'.
Kemudian, tampak diakhiri dengan sebuah persetujuan dari Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. FBI adalah bagian dari Departemen Kehakiman AS.
Bloomberg News melaporkan insiden itu pada Sabtu (13/11). Baik FBI maupun Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur AS mengetahui insiden tersebut.