Selasa 30 Nov 2021 10:04 WIB

UMM Dorong Maba Pahami Kebinekaan dan Pola Digital

Pesmaba dan diklat bela negara memiliki makna yang luar biasa

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan rangkaian kegiatan Diklat Bela Negara
Foto: humas UMM
Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan rangkaian kegiatan Diklat Bela Negara

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendorong mahasiswa baru (maba) memahami kebhinekaan dan pola digital dengan baik. Dorongan ini dipertegas melalui rangkaian panjang diklat bela negara.

Ratusan mahasiswa baru dilatih untuk menguatkan fisik dan mental agar dapat melewati perkuliahan dengan maksimal. Selama enam hari, para mahasiswa baru diharuskan menginap di Pusat Pendidikan Arteri Pertahanan Udara (Pusdik Arhanud).

Baca Juga

Wakil Rektor III UMM, Nur Subeki mengatakan, Pengenalan Studi Mahasiswa Baru (Pesmaba) dan diklat bela negara memiliki makna yang luar biasa. Salah satunya agar mahasiswa dapat mengetahui, memahami serta menumbuhkan kesadaran akan kebhinekaan.

Selain itu, mahasiswa juga diharapkan sudah mengenal dan menerapkan nilai nilai dari empat pilar Indonesia. Beberapa di antaranya antaranya Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Pada agenda bela negara ini, para mana sudah diberikan materi tentang Nusantara. "Serta bagaimana pemuda menghadapi tantangan zaman. Semua itu disiapkan agar saudara-saudara bisa menyongsong masa depan dengan baik,” katanya dalam siaran pers, Senin (29/11).

Nur Subeki, juga menyampaikan, adanya Covid-19 telah mengubah pola kehidupan. Hal serupa juga mengakibatkan cepatnya implementasi revolusi industri 4.0 dengan pola-pola digitalnya. Beberapa pola yang Nur Subeki sampaikan antara lain internet of thing dan remote controlling technology. Di samping itu, belakangan juga muncul pola-pola digital farming serta artificial intelligent (AI).

Berdasarkan situasi tersebut, Nur Subeki berharap, mahasiswa baru bisa segera berbenah dan menyiapkan diri. Memahami berbagai pola digital yang semakin banyak. Setelah itu, memanfaatkannya untuk menciptakan inovasi-inovasi solutif di tengah masyarakat nanti.

Selain memahami pola digital, Nur Subeki juga menuturkan bahwa menjadi seorang pemimpin juga harus menguasai 5C. Pertama, communication yakni kemampuan untuk bisa berinteraksi dengan baik sehingga mampu memunculkan kesempatan-kesempatan. Kemudian kemampuan critical thinking dan creative and innovative. Ia mengatakan bahwa berpikir kritis akan memberikan jalan keluar dari sbeuah masalah, sementara kreativitas akan memberikan hal-hal baru yang bisa membantu masalah terkait.

Dua yang terakhir yakni collaboration dan confindence. Hal ini berarti mahasiswa harus menggantungkan cita-citanya setinggi langit. "Dan bangunlah tangga untuk menggapainya. Ingatlah semboyan Kampus Putih ‘Student Today, Leader Tomorrow',” jelasnya.

 

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement