REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam dunia kerja, tenaga kerja digantikan robot bukan hal yang baru lagi. Perusahaan akhirnya ingin mengganti pekerja mereka dengan mesin. Perusahaan robotika tentu sangat senang untuk memenuhinya.
CEO perusahaan robotika Ametek Inc, David Zapico mengatakan kepada Bloomberg News bahwa tren ini bisa menyebabkan perusahaannya berada pada tingkat kinerja puncak. Dia mengatakan, bahwa “orang ingin menghapus tenaga kerja.”
Zapico tidak sendirian. Eksekutif di Hormel Foods Corp dan Domino’s Pizza juga mengonfirmasi kepada Bloomberg bahwa mereka berinvestasi dalam otomatisasi dalam upaya untuk mengurangi biaya tenaga kerja dan menanggapi pasokan tenaga kerja yang ketat.
Tren tersebut menimbulkan pertanyaan, bagaimana dengan peran mansuia?
Dunia Baru yang Berani
Robot yang menggantikan pekerja manusia menimbulkan banyak kekhawatiran. Jika tren terus tumbuh, ekonom Massachusetts Institute of Technology Daron Acemoglu mengatakan kepada Bloomberg, permintaan tenaga kerja akan tumbuh perlahan. Ketidaksetaraan akan meningkat, dan prospek banyak pekerja berpendidikan rendah tidak akan terlalu baik.
Pendiri perusahaan robot Brain Corp Eugene Izhikevich bahkan mengatakan bahwa “armada” robot otonomnya telah melakukan setara dengan 6,8 juta jam kerja manusia.
“Kami sangat senang merayakan pencapaian cakupan 100 miliar kaki persegi dengan armada kami yang mewakili luas keseluruhan ruang komersial di Amerika Serikat,” kata CEO Eugene Izhikevich kepada ZDNet.