Rabu 15 Dec 2021 18:05 WIB

Indonesia akan Pimpin Pasar Data Center di Asia?

Transformasi digital akan membutuhkan data yang sangat besar.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Setyanavidita Livikacansera/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi data center. Transformasi digital akan membutuhkan data yang sangat besar.
Foto: pixabay
Ilustrasi data center. Transformasi digital akan membutuhkan data yang sangat besar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digital akan membutuhkan data yang sangat besar. Volume data juga diprediksi meningkat tiga kali lipat pada 2040.

Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismailmemperkirakan, 90 persen data saat ini dihasilkan dalam dua tahun terakhir. Untuk menggambarkan besaran data, dia memberikan contoh melalui konsep smart city dan kendaraan otonom.

Baca Juga

Smart city dengan satu juta penduduk akan menghasilkan data sebanyak 200 megabita per hari. Sementara kendaraan otonom dapat menghasilkan setidaknya empat terabita per hari berdasarkan Seagate Evaluation pada 2019.

"Penggunaan data secara strategis akan semakin meningkat," ujar Ismail dalam acara Green Data Center Meeting: Strategy in Integrating Digital Economy and Green Economy, di Jakarta, Senin (13/12).

Ismail kemudian mengungkapkan, Asia Tenggara telah diproyeksikan menjadi kawasan dengan pertumbuhan colocation data center tercepat dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 30 persen antara 2019 hingga 2024. Dengan tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 22 persen hingga 2024, kata dia, Indonesia siap menjadi pemimpin pasar data center di kawasan ini.

Posisi ini juga diperkuat dengan potensi Indonesia yang sangat besar dalam penyediaan sumber energi terbarukan. Ismail membandingkan konsumsi kapasitas data center Indonesia dengan negara-negara tetangga. Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa, konsumsi data center Indonesia saat ini hanya satu watt per kapita atau rata-rata agregat sekitar 270 megawatt.

Sedangkan Jepang, dengan populasi 126 juta jiwa, memiliki konsumsi data center sekitar 10 watt per kapita. "Jadi bisa dibayangkan seberapa besar potensi Indonesia untuk memanfaatkan data center. Dengan meningkatkan data center ini, kita membutuhkan setidaknya 2.700 megawatt untuk memenuhi kebutuhan di Indonesia," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement