REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada Kamis lalu, kebakaran terjadi di Gedung Cyber, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan. Gedung Cyber terbakar pada Kamis (2/12) bermula dari percikan api muncul di dalam ruangan server di lantai dua pada Kamis sekitar pukul 12.00 WIB.
Kebakaran menyebabkan gangguan pada pusat data atau server yang mengelola banyak data. Beberapa perusahaan sekuritas terimbas peritiwa ini.
Dilansir dari blog Cisco, data center adalah fasilitas fisik yang digunakan organisasi untuk menampung aplikasi dan data penting mereka. Desain pusat data didasarkan pada jaringan komputasi dan sumber daya penyimpanan yang memungkinkan pengiriman aplikasi dan data bersama. Kalau terjadi gangguan di data server, sudah pasti akan ada masalah dalam operasional organisasi yang menyimpan data di sana.
Perusahaan yang melayani pendaftaran domain, penyewaan web hosting, web design, cloud, e-Commerce, dan digital marketing Exabytes Indonesia mengatakan seluruh data server milik Exabytes tak ada yang terdampak kebakaran dan aman.
"Data server milik Exabytes Indonesia semuanya aman," ujar Country Manager Exabytes Indonesia Indra Hartawan saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (3/12).
Dia menjelaskan telah memiliki strategi untuk mengamankan data dan operasional jika peristiwa darurat seperti itu terjadi. Menurutnya, business Continuity dan Disaster Recovery Strategy sangat krusial dalam pengelolaan teknologi informasi (IT).
Dia menambahkan, perusahaan memanfaatkan teknologi cloud untuk operasional harian, KVM-over-IP pada perangkat serta sensor DC yang dapat memantau secara jarak jauh.
"Hal ini merupakan simulasi dari business continuity strategy yang kami lakukan jika ada kondisi darurat baik itu pada kantor atau akses ke data center," katanya.
Ia menambahkan, Exabytes Indonesia juga beroperasi di multiple data center, sehingga disaster recovery plan dapat dijalankan. Hingga saat ini, dia melanjutkan, Exabytes Indonesia memiliki jaringan layanan data center di lebih dari satu lokasi yaitu selain di Indonesia juga berada di Singapura, Malaysia, dan Amerika Serikat (AS).
Exabytes Indonesia, kata dia berkomitmen membantu perusahaan-perusahaan yang membutuhkan solusi Disaster Recovery Strategy untuk mengurangi dampak dari insiden serupa di kemudian hari. Kelebihan inilah, kata dia, membuat Exabytes sebagai perusahaan online digital solution kini dipercaya oleh lebih dari 160.000 pelanggan di seluruh dunia.
Terkait kendala dan tantangan Exabytes Indonesia untuk memperkuat data server, ia mengakui penerapan Disaster Recovery Center (DRC) lengkap membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, dukungan infrastruktur di Indonesia yang masih belum terjangkau.