REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kasus omicron meningkat di Inggris. Para ahli mengatakan gejalanya cenderung berbeda dari tiga gejala klasik Covid-19.
Di samping kekhawatiran terinfeksi Covid-19, kebanyakan orang juga cenderung menderita pilek selama musim dingin. Ahli virus dan onkologi molekuler, Prof Lawrence Young mengatakan, orang harus melakukan tes Covid-19 sebelum bertemu dengan orang lain, terutama jika memiliki gejala flu.
Prof Young mengamati, tampaknya ada kemiripan antara gejala infeksi SARS-CoV-2 varian omicron dengan pilek. Apalagi, ada perkiraan dari data aplikasi pelacak ZOE Covid Study bahwa seperempat orang yang menderita pilek sebenarnya terjangkit Covid-19.
"Gejalanya memang tumpang tindih, tetapi tampaknya timbulnya pilek sedikit lebih bertahap. Bila terjangkit omicron, penderita Covid-19 akan segera mengalami sakit kepala dan kelelahan. Sedangkan gejala pilek berkembang selama beberapa hari," kata Prof Young, dilansir The Sun pada Jumat (17/12).
Prof Young mengakui sulit untuk membedakan pilek dengan infeksi omicron. Tetapi, dengan rapid test diharapkan indikasi omicron bisa terdeteksi lebih cepat.
"Jika Anda sangat ragu, lakukan rapid test karena kita dapat melakukannya secara real time. Begitu juga dengan orang tua dengan anak-anaknya, jika anak Anda pilek, maka lakukan rapid test," ujar Prof Young.
Tanggapan Prof Young serupa dengan Prof Tim Spector dari King's College London. Prof Spector merupakan kepala Aplikasi Pelacak Gejala ZOE.
Prof Spector mengatakan, orang yang mencatatkan gejala mereka melalui aplikasi ZOE memiliki gejala seperti pilek. Gejala yang mereka rasakan bukan trio klasik gejala Covid-19 seperti yang diakui oleh Kemenkes Inggris (NHS).
"Jadi penyakitnya perlahan-lahan berubah menjadi kondisi yang lebih ringan, gejalanya yang hanya terlihat seperti pilek parah bagi banyak orang. Orang-orang perlu mengetahuinya. Jangan menunggu suhu tinggi untuk memeriksakan diri," ucap Prof Spector.