Selasa 21 Dec 2021 04:47 WIB

Radix Dorong Kemudahan Menulis Kode di Blockchain dengan 'Alexandria'

Proyek ini telah menarik perhatian pemain penting di ruang kripto.

Jaringan blockchain.
Foto: Tech Explore
Jaringan blockchain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengembangan produk di dalam teknologi blockchain saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Berdasarkan perkembangannya, dimulai dengan bitcoin pada tahun 2008, blockchain saat ini dapat dikatakan sudah pada fase keempat. Mulai dari transaksi peer to peer, transparansi, microtransaction, smartcontract, governance, efficiency, hingga mass-centric.

Dilansir dari coinmarketcap, saat ini market capital dari pasar kripto sekitar 2,2 triliun dollar Amerika Serikat (AS) dengan rata-rata perdagangan sekitar 100 miliar dollar AS per hari. Pengembang Blockchain sendiri saat ini sudah menunjukan beberapa produk yang sudah bisa digunakan oleh developer lainnya. Salah satu pengembang blockchain yang saat ini sedang naik daun adalah Radix.

Bagi kebanyakan developer Dapps, hal yang paling sulit adalah ketika berhadapan dengan menulis kode untuk membuat kontrak pintar. Untuk itulah, Radix dengan proyek mereka yang disebut dengan Alexandria telah meluncurkan produk baru yaitu Scrypto dan Radix Engine V2.

“Rilis teknologi yang dikembangkan oleh Radix akan memiliki roadmap dari Olympia, Alexandria, Babylon, hingga Xi'an. Alexandria sendiri bukanlah upgrade dari mainnet Radix, namun lebih kepada pengembangan rilis pertama Scrypto untuk digunakan para pengembang Dapps.” kata CTO Radix DLT Ltd Russel Harvey, di Jakarta, Senin (20/12).

Dari sisi produknya sendiri, pengembangan aplikasi yang sering disebut dengan Dapps (Decentralized Application) akan memasuki era baru dengan berbagai jenis. Namun, dalam perkembangannya hingga saat ini, Dapps yang paling memberikan efek mendunia adalah dari sektor DeFi (Decentralized Financial), NFT (Non-fungible) Marketplace, GameFi (Gaming Financial), D-Metaverse (Decentralized Metaverse) dan De-Commerce.

Alexandria, kata dia, disiapkan untuk lebih ke arah pengembangan aplikasi desentralisasi berbasis DeFI. Scrypto sendiri pada dasarnya adalah sebuah library dan ekstensi bahasa pemrograman Rust.

Sejak diluncurkannya program ini pada tanggal 15 Desember 2021 kemarin, Radix dengan kode XRD ini menjadi trending di Coingecko saat Scrypto ini dirilis. Hal ini membangun antusiasme para developer blockchain untuk mencoba hal yang baru dalam pembuatan kontrak pintar.

Proyek ini telah menarik perhatian pemain penting di ruang kripto, termasuk saluran YouTube Altcoin Daily, yang telah menghasilkan beberapa video yang memuji keunggulan Radix sebagai solusi teknis untuk DeFi.

Untuk meramaikan hal ini, di London sendiri sedang diadakan sebuah kampanye untuk memfoto dan mempublikasikan ke twitter dengan tagar #RadixTakeover. Kampanye tersebut adalah sebuah QR Code yang ada di ribuan stasiun bawah tanah dengan pesan 'Radix telah tiba'.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement