Kamis 13 Jan 2022 06:58 WIB

Pasar Mobil Diprediksi Naik Lagi, Menunggu Kepastian Pajak

Skema pajak terbaru yang berbasis emisi bisa mengubah tren penjualan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pengunjung melihat mobil Nissan dan Datsun di diler PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (MPM Auto) Nissan-Datsun di Alam Sutra, Tanggerang, Banten, Senin (28/3).
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pengunjung melihat mobil Nissan dan Datsun di diler PT Mitra Pinasthika Mustika Auto (MPM Auto) Nissan-Datsun di Alam Sutra, Tanggerang, Banten, Senin (28/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri otomotif terus mengalami pemulihan. Hal ini terlihat dari capaian penjualan 2021 yang berakhir manis. Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Jongkie D. Sugiarto mengatakan, pada 2021, target yang ditetapkan adalah sejumlah 850 ribu unit.

Rupanya capaian pada tahun lalu mampu melampaui target itu karena totalnya mencapai 887 ribu unit. Hal itu pun membuat GAIKINDO yakin pasar tahun ini mampu kembali mengalami peningkatan.

Baca Juga

"Kami berharap pasar tahun ini bisa mencapai 900 ribu unit," kata Jongkie kepada Republika.co.id, Rabu (12/1). Artinya, pasar otomotif Tanah Air secara bertahap akan mulai kembali pada kondisi normal yang rata-rata penjualanya berada pada level 1 juta unit.

Ia yakin target itu bisa tercapai mengingat kondisi perekonomian nasional yang terus mengalami pertumbuhan. Di satu sisi, capaian itu juga masih sangat tergantung pada kondisi pandemi serta keputusan soal insentif pajak untuk tahun ini.

"Tapi pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan naik sekitar 5 persen. Hal ini juga jadi salah satu instrumen yang membuat kami optimistis target penjualan mobil tahun ini bisa tercapai," ucapnya.

Pengamat Otomotif, Bebin Juana juga menilai, pasar tahun ini memiliki peluang untuk naik pada level 900 ribu unit. "Tahun lalu sudah berhasil menembus level 800 ribu unit, maka pasar tahun ini berpeluang untuk mengalami peningkatan di atas 10 persen," kata Bebin kepada Republika.co.id.

Bebin juga menilai capaian itu masih sangat bergantung pada kondisi pandemi pada tahun ini. Jika ternyata pandemi bisa terus ditekan, maka ia yakin pasar otomotif bisa terus naik seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di satu sisi, ia juga melihat ada hal lain yang bisa mendorong pertumbuhan penjualan pada tahun ini. Dengan adanya skema pajak terbaru yang berbasis emisi, maka hal ini juga bisa mengubah tren penjualan kendaraan pada tahun ini.

"Hal ini membuat masyarakat terdorong untuk membeli kendaraan ramah lingkungan," ujarnya. Regulasi baru ini pun kemungkinan baru akan mulai terlihat dampaknya pada tahun ini.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement