REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Krisis semi konduktor yang tak kunjung usai. Hal ini membuat banyak kendaraan Honda mengalami hambatan produksi.
Imbasnya, konsumen harus bersabar untuk menunggu kendaraan yang mereka pesan terlebih yang membutuhkan banyak teknologi canggih di dalamnya. "Produksi kami belum stabil, terlebih Honda Sensing itu chip semikondutornya banyak sekali," ungkap Business Innovation and Sales & Marketing Director PT HPM Yusak Billy pada saat sesi Meida Test Drive all new Honda BR-V di Ungaran, Jawa Tengah, Selasa (11/1/2022).
Pihak dari Honda Prospect Motor (HPM) tidak tinggal diam. Perusahaan ini terus memantau perkembangan mengenai isu krisis ini yang menyebabkan penumpukan antrian di dapur produksi.
"Kalau kapasitas produksi kita ada, tapi kan partsnya gak ada, itu yang membuat produksi kami bermasalah, dan kami terus memonitor supplypart-nya," kata dia.
Dampak yang sangat terasa itu dialami oleh Honda Mobilio sehingga dengan terpaksa untuk parts yang tersedia dialihkan untuk Honda Brio yang memiliki kontribusi yang cukup tinggi untuk Honda."Makannya kenapa Mobilio drop (wholesales), karena komponennya banyak yang sama dengan Brio. Sehingga kita lebih mengutamakan Brio dulu," jelas dia.
Mobil yang masuk segmen Lom Multi Purpose Vehcile (LMPV) ini pertama kali diperkanalkan pada 20014 lalu, pesaing dari Toyota Avanza ini memiliki dimensi panjang 4.386-4.398 mm x lebar 1.683 mm dan 1.603 mm tinggi dengan sistem penggerak roda depan.