REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menurut OJK, pada tahun 2020 sampai 2021, kerugian akibat serangan siber pada sektor perbankan mencapai Rp 246 miliar. Serangan siber terus meningkat sejak tahun 2020: BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) melaporkan terdapat 190 juta serangan siber pada dari Januari sampai Agustus 2020, empat kali lebih banyak dibanding 39 juta serangan pada tahun 2019.
Menurut Faiz Wirananda, Sales and Marketing Supervisor Protergo, Kamis (27/1) saat ini salah satu kejahatan siber yang banyak terjadi adalah kejahatan terkait social engineering. Kejahatan jenis ini biasanya menyerang email perusahaan atau seseorang yang bekerja di sebuah perusahaan.
Tanpa disadari saat email dibuka data bisa bocor. Kasus lain bisa dengan menggunakan kartu kredit atau data pribadi lainnya. Bahkan tidak jarang akun milik satu perusahaan diretas bersamaan." Cara mengatasinya, biasanya perusahaan telah memiliki sistem pengaman sendiri atau security operation center, pengamanan cepat bisa dilakukan tidak perlu waktu lama," katanya.
Upaya lain bisa dengan menggunakan mobile application yang dapat diunduh semua orang sehingga bisa dilakukan dimanapun. Namun, pihaknya saat ini masih fokus menangani gangguan pada sistem keamanan di sejumlah perusahaan yang menjadi kliennya.
Protergo sendiri merupakan salah satu perusahaan cyber-security yang didirikan tahun 2018. Sampai sekarang, Protergo telah memiliki lebih dari 60 klien pada sektor ekonomi, seperti perbankan, asuransi, teknologi finansial, telekomunikasi, e-commerce, dan retail.
Protergo merupakan perusahaan pertama di Indonesia yang memiliki "Cyber-security Hub" dengan total luas lahan sebesar 800 meter persegi, yang berlokasi di Graha Protergo, Jakarta Selatan. Saat ini, Protergo telah memiliki lebih dari 100 karyawan dengan bidang keahlian cyber-security. "Kami perlu memperkuat keamanan siber di Indonesia sehingga para pelanggan merasa aman, itulah misi Protergo," kata Marco Cioffi sebagai Co-Founder dari PT Protergo Siber Sekuriti.
Lebih lagi, layanan komprehensif Protergo untuk kunci sektor ekonomi terbagi menjadi empat layanan besar. X-Force, yang merupakan layanan Security Operation Center, dimana tim Protergo akan memonitor, menganalisa traffic pada infrastruktur sebuah perusahaan 24/7 untuk memblokir beragam serangan siber. Radar, yang merupakan layanan threat intelligence yang mengumpulkan, memroses, dan menganalisa data pada dark web dan forum-forum lainnya untuk mengidentifikasi apabila terdapat kebocoran data.
Sentinel, yang merupakan layanan next-generation anti-virus dan endpoint protection yang berfungsi untuk melindungi perangkat-perangkat dari serangan siber. Black, yang merupakan layanan penetration testing, bertujuan untuk mengidentifikasi celah-celah keamanan pada aplikasi web, aplikasi mobile, API, dan infrastruktur.
Kedepannya, Protergo akan berfokus untuk memperluas layanannya, khususnya untuk memberikan pelatihan pada personil cyber-security di Indonesia, dan mengembangkan teknologi yang dapat memberikan proteksi lebih pada infrastruktur siber, serta menawarkan layanan untuk consumer security, seperti melindungi mobile phone.