Senin 31 Jan 2022 18:31 WIB

NU Sebagai Garda Pemberantasan Korupsi di Indonesia

NU berperan membentuk peradaban umat manusia.

Red: Karta Raharja Ucu
Presiden Joko Widodo menyampaikan pengarahan dalam Pengukuhan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masa Khidmat 2022-2027 dan Harlah ke-96 NU di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (31/1/2022).
Foto:

Oleh : Firli Bahuri, Ketua KPK

Tidak berhenti di situ, nilai-nilai dan ruh antikorupsi juga selalu disemaikan ulama dan para kiai NU dalam setiap kegiatan keagamaan, seperti pengajian, khutbah atau kultum (kuliah 7 menit) yang teduh. Sehingga benih-benih antikorupsi senantiasa tumbuh, sejalan dengan berkembangnya alam demokrasi di bumi pertiwi.

Pendidikan inilah yang membentuk karakter kuat seorang Nahdliyin sebagai pribadi yang bermoral tinggi, berbudi pekerti luhur, jujur, sederhana dan menjunjung tinggi integritas sebagai makhluk ciptaan-Nya. Sehingga mereka senantiasa menerapkan nilai-nilai agama, budaya dan ketuhanan dalam bingkai kebhineka-an dalam kesehariannya.

Syukur Alhamdulillah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) banyak diisi oleh insan-insan antikorupsi yang memiliki karakter Nahdliyin. Karakter Nahdliyin senantiasa menggelorakan semangat pengabdian tanpa batas para punggawa antikorupsi yang menjadi insan KPK, sehingga kami memandang tugas dan kewajiban yang penuh resiko dalam memberantas korupsi di bumi pertiwi, sebagai ladang ibadah untuk bekal di akhirat kelak.

Saya garisbawahi, tugas dan kewajiban penuh risiko ini tidak sedikitpun menjadi beban, apalagi mengendurkan semangat juang memberantas korupsi. Karena segenap insan KPK telah mewakafkan diri dan keluarga dalam perang badar melawan korupsi di republik ini. Syukur Alhamdulillah, semangat dan ruh Nahdliyin semakin mengental disetiap insan KPK dalam setiap kerja keras, kerja cerdas serta kerja ikhlas penuh pahala dalam segenap daya upaya memberantas korupsi di Indonesia.

Tidak berlebihan jika kami simpulkan bahwasanya setiap insan KPK dan elemen bangsa yang ikut andil dalam perang badar melawan korupsi di Indonesia, sejatinya adalah seorang Nahdliyin alami. NU tidak pernah berdiam diri dan membiarkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pengelolaan negara seperti korupsi.

Apalagi dampak destruktif korupsi bukan hanya merugikan keuangan negara, namun dapat menghancurkan suatu bangsa karena korupsi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap khittah kenegaraan. Peran nyata dan andil besar NU, sangat dibutuhkan untuk menjaga khittah kenegaraan yang sejatinya adalah manifestasi cita-cita berdirinya republik ini, yang tak lain melindungi, menyejahterakan segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, mulai Miangas hingga Pulau Rote.

Kami ucapkan selamat memperingati Harlah NU Ke-96, terimakasih atas khidmat NU dalam menyebarkan Aswaja dan meneguhkan komitmen kebangsaan, dengan semangat antikorupsi . Mari bersama kita hadirkan kejayaan umat, bangsa, rakyat dan negara, dalam bingkai NKRI.

Terima Kasih. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement