REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai-nilai kebangsaan yang harus menjadi pegangan bangsa untuk menuju Indonesia Emas. Penanaman nilai-nilai tersebut harus konsisten lewat proses pendidikan yang memanusiakan manusia.
"Indonesia memiliki empat konsensus kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tinggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang harus menjadi landasan setiap langkah anak bangsa untuk bersatu berbenah dalam menghadapi masuknya ideologi dari luar," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Peran Nilai dan Revolusi Mental menuju Indonesia 2045 yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, dalam keterangan persnya, Rabu (2/2/2022).
Diskusi yang dipandu Luthfi Assyaukanie, Ph.D (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu, menghadirkan Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI), Alissa Wahid (Aktivis Kemanusiaan), Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia) dan Prof. Dr. Fransisco Budi Hardiman (Guru Besar Ilmu Filsafat Universitas Pelita Harapan / UPH) sebagai narasumber. Hadir pula Henny Supolo Sitepu (Yayasan Cahaya Guru) dan Ahmad Baedowi (Direktur Eksekutif Yayasan Sukma Bangsa) sebagai penanggap.
Menurut Lestari, pemahaman terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat saat ini dan nilai-nilai yang diharapkan bisa menjadi bahan untuk berbenah dalam mewujudkan bangsa yang berkarakter kuat. Tantangan yang dihadapi saat ini, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, adalah bagaimana nilai-nilai kebangsaan ini ditanamkan lewat proses pendidikan yang bertujuan untuk memanusiakan manusia.
Rerie menilai berbagai macam forum bisa dikembangkan untuk mengkaji nilai-nilai tersebut. Harapannya, tegas Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, kita sebagai bangsa harus mampu menghasilkan generasi yang siap menghadapi tantangan dan mencapai cita-cita bangsa. Seluruh anak bangsa, tambahnya, harus bersama-sama dan berperan aktif untuk mewujudkan cita-cita tersebut.