REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang menimpa siswa di Kota Cirebon, bertambah. Langkah swab terhadap siswa lainnya dan guru pun dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
Semula, kasus positif Covid-19 dialami dua siswa SMPN 1 Kota Cirebon. Keduanya merupakan kakak beradik, masing-masing kelas 7 dan kelas 9. Mereka diduga terpapar dari kedua orang tuanya, yang lebih dulu diketahui positif Covid-19.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kehumasan SMP Negeri 1 Kota Cirebon, Daryo Susmanto, menyebutkan, ada dua penambahan kasus positif Covid-19 sehingga totalnya menjadi empat anak. Adapun dua anak lainnya, masing-masing kelas 7 dan kelas 8. Untuk siswa kelas 7, diketahui sedang pilek saat dilakukan swab dan ternyata hasilnya positif Covid-19. Sedangkan siswa kelas 8, diduga terpapar dari keluarganya.
Daryo menyatakan, para siswa itu terkonfirmasi bukan dari kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM). Dari empat siswa itu, tiga di antaranya diduga terpapar dari keluarganya. Sedangkan satu anak lainnya memang belum diketahui sumber penularannya.
"Untuk sementara, pembelajaran di tiga kelas (dimana ada anak yang terpapar) ditutup sementara dan dilakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ)/online," ujar dia, Rabu (2/2).
Daryo menyatakan, untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, pemeriksaan swab dilakukan terhadap siswa maupun guru yang mengajar di tiga kelas tersebut. Di setiap kelas, masing-masing ada 40 siswa dan sekitar 12 orang guru. Pelaksanaan swab dilakukan secara bertahap mulai pekan kemarin sampai sekarang.
Daryo menyebutkan, untuk pemeriksaan swab yang dilakukan pekan lalu, pihak sekolah belum menerima hasilnya. Namun dari informasi para siswanya melalui aplikasi PeduliLindungi, mereka dinyatakan negatif Covid-19.
Sementara itu, untuk mengantisipasi kasus serupa, Daryo menerangkan, pihaknya kini mengubah waktu pelaksanaan PTM. Untuk siswa kelas 7, masuk pukul 07.00 WIB, siswa kelas 8 masuk pukul 07.35 WIB dan siswa kelas 9 masuk pukul 08.10 WIB.
"Jadi ada selisih satu jam pelajaran. Otomatis pulangnya juga seperti itu, untuk menghindari kerumunan," ujar Daryo.
Selain itu, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) yang semula 45 menit untuk satu jam pelajaran, dikurangi menjadi 30 menit. "Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, selama (kasus positif) masih dibawah lima persen dari total, maka sekolah tidak diliburkan," tandas Daryo.