Kamis 17 Feb 2022 07:09 WIB

FKIP UMM Kini Miliki Tiga Guru Besar Baru

Kehadiran tiga guru besar ini kian menguatkan tekad kampus melakukan perubahan

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan tiga guru besar baru.
Foto: Humas UMM
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengukuhkan tiga guru besar baru.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memiliki tiga guru besar baru. Ketiga guru besar tersebut antara lain Profesor Poedjiastutie (Bidang Pendidikan Bahasa Inggris), Profesor Baiduri (Bidang Pendidikan Matematika) dan Profesor Ribut Wahyu Eriyanti (Bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia). 

Rektor UMM Fauzan mengatakan, kehadiran tiga guru besar ini semakin menguatkan tekad kampus untuk melakukan perubahan. Hal ini terutama terkait orientasi pembelajaran yang futuristik. "Dan peran UMM sebagai problem solver di tengah masyarakat," kata Fauzan.

Baca Juga

Menurutnya, orientasi pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik, baik siswa maupun mahasiswa harus berujung pada hal yang bermanfaat serta bisa diimplementasikan. Pembelajaran juga harus bertanggung jawab atas masalah-masalah yang dialami warga secara luas. Dengan demikian, bisa lebih peka dan dapat terus ditingkatkan serta disesuaikan dengan tuntutan kemajuan zaman.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Bebudayaan (Menko PMK) Profesor Muhadjir Effendy menilai, guru besar layaknya tentara yang meraih pangkat jenderal. Merangkak dan bersusah parah dari bawah untuk meraih cita-cita berada di puncak. Orasi-orasi yang disampaikan oleh ketiganya juga dirasa Muhadjir bisa memberikan suasana dan perspektif baru di bidangnya masing-masing.

Muhadjir berharap para guru besar bisa terus menanamkan hal-hal bermakna untuk 'kampus putih'. Kemudian juga terus berupaya menjadi teladan yang baik seperti yang dilakukan oleh pendahulu-pendahulu. Hingga namanya masih dikenal dan diingat oleh seluruh sivitas akademika UMM sampai sekarang.

Hal tak jauh berbeda juga dituturkan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah VII Profesor Soeprapto. Menurutnya, capaian ketiganya merupakan karunia yang luar biasa dari Tuhan YME. Kini, mereka dituntut untuk bisa menyebarkan kepakarannya hingga bisa mengalirkan manfaat yang begitu deras. 

“Bapak dan ibu adalah manusia langka nan istimewa. Namun semua akan sia-sia jika bapak ibu tidak menebarkan kebaikan dan keilmuan yang dipunya untuk manusia-manusia lainnya,” ungkapnya dalam pesan resmi, Rabu (16/2/2022).

Anggota PP Majelis Diktilitbang, Profesor Abdul Munir Mulkhan berharap ketiganya bisa memberikan basis teori sebagai jangkar pendidikan Muhammadiyah. Kemudian diperlukan adanya elaborasi mumpuni sehingga dapat menciptakan filsafat pendidikan Muhammadiyah yang baik. Dengan jangkar yang sudah dibangun tersebut, Muhammadiyah tidak akan bisa dengan mudah diombang-ambingkan oleh dunia luar.

Abdul Munir menyebutkan Kyai Haji Ahmad Dahlan pernah berpesan bahwa manusia itu harus memiliki dua sifat. Pertama, harus menjadi murid yang selalu belajar hal baru. Kemudian menjadi guru yang selalu membuka pikiran atas zaman yang baru sehingga tidak gampang terbawa arus zaman.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement