Kamis 17 Mar 2022 19:31 WIB

Gejala Penyakit Ginjal Baru Terasa Ketika Kondisi Sudah Parah, Deteksi Dini Penting Banget

Deteksi dini penyakit ginjal perlu dilakukan karena gejala baru timbul saat parah.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien cuci darah. Pemeriksaan secara berkala diperlukan, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko menderita penyakit ginjal. Deteksi dini diperlukan karena penyakit ginjal tidak bergejala pada stadium awal.
Foto: Musiron/Republika
Pasien cuci darah. Pemeriksaan secara berkala diperlukan, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko menderita penyakit ginjal. Deteksi dini diperlukan karena penyakit ginjal tidak bergejala pada stadium awal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) dr Zulkhair Ali mengatakan, deteksi dini penyakit ginjal perlu dilakukan dengan mengenali beragam penyebab gagal ginjal. Hipertensi, diabetes, dan radang ginjal termasuk penyebab yang paling jamak.

"Pada stadium awal, gejala penyakit ginjal sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa," kata dr Zulkhair dalam konferensi pers secara virtual Hari Ginjal Sedunia di Jakarta, Kamis (17/3/2022).

Baca Juga

Gejala penyakit ginjal baru muncul pada stadium lanjut alias ketika penyakit sudah kronis. Penderitanya bisa merasakan mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi.

Dr Zulkahir mengatakan, pemeriksaan secara berkala diperlukan, terutama bagi orang yang memiliki faktor risiko menderita penyakit ginjal. Faktor risiko tersebut antara lain usia di atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.

"Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap sekali setahun," ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
قَالَ يٰقَوْمِ اَرَءَيْتُمْ اِنْ كُنْتُ عَلٰى بَيِّنَةٍ مِّنْ رَّبِّيْ وَرَزَقَنِيْ مِنْهُ رِزْقًا حَسَنًا وَّمَآ اُرِيْدُ اَنْ اُخَالِفَكُمْ اِلٰى مَآ اَنْهٰىكُمْ عَنْهُ ۗاِنْ اُرِيْدُ اِلَّا الْاِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُۗ وَمَا تَوْفِيْقِيْٓ اِلَّا بِاللّٰهِ ۗعَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْهِ اُنِيْبُ
Dia (Syuaib) berkata, “Wahai kaumku! Terangkan padaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan aku dianugerahi-Nya rezeki yang baik (pantaskah aku menyalahi perintah-Nya)? Aku tidak bermaksud menyalahi kamu terhadap apa yang aku larang darinya. Aku hanya bermaksud (mendatangkan) perbaikan selama aku masih sanggup. Dan petunjuk yang aku ikuti hanya dari Allah. Kepada-Nya aku bertawakal dan kepada-Nya (pula) aku kembali.

(QS. Hud ayat 88)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement