REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para peneliti dari Fakultas Kedokteran Feinberg Universitas Northwestern menemukan bahwa tidur di ruangan yang cukup terang, berpotensi membahayakan kesehatan kardiometabolik seseorang. Studi ini melihat hanya dengan satu malam tidur di ruangan cahaya ambient moderat, dapat meningkatkan detak jantung malam hari dan menimbulkan lonjakan resistensi insulin di pagi hari.
Banyak penelitian terbaru yang menyelidiki dampak cahaya dari layar pada kualitas tidur dan kesehatan secara umum. Sebagian besar penelitian ini berfokus pada bagaimana paparan cahaya malam hari mengganggu ritme sirkadian.
Penelitian itu juga mengatakan bahwa gangguan ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker, penyakit jantung, dan obesitas. Yang masih kurang dipahami adalah hubungan antara paparan cahaya saat kita tidur dengan kesehatan secara umum.
Studi observasional telah mendeteksi hubungan antara tingkat cahaya kamar tidur dan kondisi seperti diabetes atau obesitas. Tapi hanya beberapa penelitian yang secara eksperimental melihat efek tidur di bawah cahaya terang.
Studi baru ini merekrut 20 orang dewasa muda yang sehat dan membagi mereka menjadi dua kelompok. Satu kelompok menghabiskan dua malam berturut-turut di laboratorium tidur di bawah cahaya redup (kurang dari tiga lux). Sementara kelompok lain menghabiskan satu malam dalam cahaya redup dan malam kedua di bawah tingkat cahaya sedang (cahaya ruangan 100 lux).
“Penelitian menunjukkan detak jantung meningkat ketika tidur di ruangan yang cukup terang. Meskipun kita tertidur, sistem saraf otonom diaktifkan. Itu buruk. Padahal, detak jantung bersama dengan parameter kardiovaskular lainnya lebih rendah di malam hari dan lebih tinggi di siang hari,” kata salah satu penulis utama studi itu, Daniela Grimaldi, dilansir dari wellandgood, Senin (28/3/2022).
Para peneliti juga melihat peningkatan resistensi insulin di pagi hari pada peserta yang tidur di bawah cahaya sedang. Penulis senior, Phyllis Zee, mengatakan, temuan ini mungkin menawarkan petunjuk untuk studi observasional yang menghubungkan tingkat diabetes lebih tinggi dengan paparan cahaya malam hari.
Meskipun perubahan kardiometabolik dari tidur di bawah cahaya sedang secara statistik signifikan, penting untuk dicatat bahwa peserta dalam penelitian ini tidak melaporkan perbedaan subjektif dalam kualitas tidur mereka antara dua kondisi cahaya. Kemudian peserta juga tidak melaporkan adanya perbedaan yang terdeteksi dalam sekresi melatonin antara dua kondisi cahaya tidur.
Para peneliti mengatakan bahwa para peserta tidak mengalami tidur yang lebih terfragmentasi dalam kondisi cahaya yang lebih terang. Meskipun penelitian ini kecil, Zee mengatakan temuan menunjukkan bagaimana paparan cahaya moderat dapat menyebabkan perubahan fisiologis yang tidak langsung terlihat secara subyektif.
Ia menyarankan untuk menjaga lampu malam terang harus dekat dengan lantai. Dia juga menyarankan untuk menghindari lampu malam putih atau biru karena berpotensi lebih merangsang.