Sabtu 09 Apr 2022 05:55 WIB

5 Hal Atasi Kelelahan Akibat Covid-19

Setelah sembuh dari Covid-19, sebagian orang mengaku masih alami kelelahan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Setelah sembuh dari Covid-19, sebagian orang mengaku masih alami kelelahan.
Foto: www.freepik.com.
Setelah sembuh dari Covid-19, sebagian orang mengaku masih alami kelelahan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang mengalami kelelahan berlebih pasca sembuh dari Covid-19. Rasa Lelah ini bukan cuma datang ketika mengantuk, namun bahkan setelah istirahat atau tidur yang nyenyak. Kondisi ini bisa melemahkan imun dan membuat frustasi, karena cukup maupun kurang istirahat tidak ada bedanya.

Asisten Profesor di Bond University, Natasha Yates, menjelaskan bahwa istilah kelelahan dapat memiliki arti yang berbeda bagi orang yang berbeda. Beberapa orang menggambarkannya sebagai otot yang mudah melemah, di mana berjalan ke luar rumah saja terasa habis lari maraton. Sementara yang lainnya menggambarkan kelelahan umum, entah itu kelelahan fisik, mental, emosional atau kombinasi dari semuanya.

Baca Juga

Kelelahan (fatigue) ini berbeda dengan sekadar capek biasa. Kelelahan akan tetap ada meskipun seseorang tidur atau beristirahat lebih lama dari biasanya, sementara capek akan hilang dengan tidur yang cukup atau istirahat.

Karena tidak ada definisi yang disepakati mengenai kelelahan pasca-COVID, sehingga tidak ada data pasti mengenai berapa banyak orang yang mengalaminya. Sebuah tinjauan dari 21 penelitian menemukan 13-33 persen orang mengalami kelelahan setelah 16-20 minggu gejala mereka dimulai. Ini adalah masalah yang meluas dan mengkhawatirkan.

Menurut Yates, ada banyak kemungkinan penyebab kelelahan. Bahkan sebelum pandemi, kelelahan adalah salah satu alasan paling umum untuk menemui dokter umum. Namun gejala yang harus benar-benar diperhatikan adalah demam, penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan, pendarahan atau memar yang tidak biasa, nyeri (di mana saja) yang membangunkan dari tidur, atau keringat malam berlebih.

“Jika kelelahan semakin parah atau Anda tidak bisa merawat diri sendiri dengan baik, Anda harus mencari perawatan medis,” jelas Yates seperti dilansir dari Science Alert, Jumat (8/4/2022).

Vaksin telah diyakini membantu mengurangi risiko kelelahan pasca-COVID dengan menurunkan kemungkinan tertular COVID. Orang yang divaksinasi dan terkena COVID cenderung tidak melaporkan kelelahan dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan long COVID.

Namun, vaksinasi tidak 100 persen protektif dan ada banyak orang yang divaksinasi lengkap yang terus mengalami kelelahan jangka panjang. Lalu apa yang bisa membantu pulih dari kelelahan pasca-COVID? Berikut beberapa hal yang mungkin bisa membantu.

 

1. Coba kembali beraktivitas 

Mulailah untuk mencoba menyesuaikan kembali ke aktivitas normal dengan tingkat energi yang dimiliki. Pilih aktivitas prioritas dan fokus pada apa yang bisa dilakukan.

 

2. Kembali berolahraga

Kembali berolahraga secara bertahap dapat membantu pulih dari kelelahan. Tetapi Anda mungkin memerlukan dukungan tentang cara mengelola atau menghindari rasa capek setelahnya. Beberapa terapis mungkin bisa membantu dalam hal ini. Jadi mintalah rekomendasi dari dokter Anda.

 

3. Prioritaskan tidur

Daripada merasa bersalah karena terlalu banyak tidur, ingatkan diri sendiri bahwa ketika tidur tubuh sedang menghemat energi dan menyembuhkan. Pola tidur yang terganggu adalah gejala COVID yang tidak menguntungkan. Memiliki waktu tidur yang ketat, sambil juga beristirahat ketika Anda merasa lelah di siang hari adalah penting.

 

4. Konsumsi makanan bergizi

Kehilangan penciuman, rasa, dan nafsu makan akibat COVID dapat membuat ini rumit. Namun, cobalah untuk memposisikan makanan sebagai cara untuk mengisi perut dengan energi dan zat gizi mikro yang dibutuhkan untuk penyembuhan.

 

5. Pantau kelelahan Anda

Buat buku harian untuk memantau progress kelelahan yang Anda rasakan. Jika dari hari ke hari keadaan dirasa malah memburuk, Anda disarankan untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement