REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Desainer Musa Widyatmodjo menjelaskan, genderless fashion merupakan istilah yang menggambarkan produk-produk fashion yang tidak dikhususkan ke satu gender saja. Ia menyebut bahwa itu termasuk istilah yang baru muncul sekitar lima tahun terakhir.
"Sebenarnya istilah ini menggambarkan produk-produk fashion yang tidak menuju ke satu gender saja," kata Musa saat dihubungi Antara, Rabu (20/4/2022).
Musa menjelaskan, dulu ada istilah "unisex" untuk produk-produk fashion. Istilah itu menggambarkan bahwa produk tersebut memang netral alias memang bisa dipakai oleh pria dan wanita.
"Kemudian mungkin karena manusia sifatnya pembaharuan, kemudian perbaikan, sehingga timbul istilah genderless fashion," ujar Musa.
Di sisi lain, dikutip dari Fashinnovation, istilah genderless fashion merupakan kebebasan cara berpakaian yang lebih nyaman, tanpa dibatasi oleh gender tertentu. Tren ini sebenarnya telah muncul di awal abad ke-20. Akan tetapi, gerakan fashion tersebut mulai menguat beberapa tahun terakhir.
Lebih lanjut, Musa menjelaskan bahwa genderless fashion tak sama dengan istilah androgyny atau androgynous fashion. Dia memaparkan bahwa androgyny sebenarnya istilah untuk menggambarkan karakter seseorang androgini secara gender dia adalah perempuan, namun memiliki penampilan penggabungan antara laki-laki dan perempuan.
"Jadi sama saja. Kalau dia pria, tapi penampilannya agak sedikit cantik gitu ya," tuturnya.