REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di momentum peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni, Presiden RI Kelima yang juga Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri, mengajak para anak muda Indonesia untuk terus menghidupkan api cinta dan perjuangan untuk tanah air Indonesia.
Megawati juga menghimbau agar para akademisi di perguruan tinggi secara disiplin mengawal anak-anak Indonesia agar tetap berada pada semangat itu.
Hal itu disampaikan Megawati saat menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB) bertema "Membumikan Ide dan Gagasan Soekarno-Hatta" dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Rabu, (1/6/2022).
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) itu mengatakan Presiden Joko Widodo sudah menyampaikan visi Indonesia 2045. Hal itu sangat baik. Namun keinginan maju itu takkan mungkin tercapai bila tanpa niat serta kerja keras untuk mewujudkan semua proses serta tahapannya.
"Jadi saya bilang ke generasi muda. Jangan 'udah kalau merdeka, kita nikmati saja'. Tak ada yang taken for granted," kata Megawati.
"Kemerdekaan Indonesia dibangun dengan perjuangan panjang. Generasi muda harus memahami bahwa kemerdekaan bukan given, bukan taken for granted," tegasnya lagi.
Megawati lalu memberikan satu contoh nyata potensi ancaman buat Indonesia di masa mendatang. Dengan adanya masalah iklim global, maka dunia terancam bencana pangan. Negeri dengan empat musim, akan mengalami kelangkaan pangan karena, semisal, musim dingin berkepanjangan. Atau negeri dengan gurun pasir, akan makin sulit karena gurunnya semakin meluas. Sehingga suplai pangannya terancam.
"Coba pikir, bagaimana kalau (Indonesia, red) dijajah lagi? Ingat omongan saya. Apa tak mungkin datang yang namanya imperialisme, kolonialisme?" ujar Megawati.
"Jadi jangan taken for granted para anak muda, bahwa kamu hanya di zona nyaman, tidak begitu. Kalau tak ada fighting spirit mempertahankan NKRI, dengan cohesiveness itu, jangan berpikir santai, one day (bisa terjadi). Sudah banyak ahli lingkungan bilang, bisa terjadi kekurangan pangan dunia. PBB loh sudah omong. Kita ini kan negara kaya, apa mau dijajah lagi? Apa tak mungkin? Mungkin," kata Megawati.
Megawati lalu mengatakan, untuk menghadapi itu, para anak muda Indonesia bisa berjuang keras membangun teknologi tepat guna. Yakni sesuatu yang bisa dimanfaatkan orang Indonesia kebanyakan dalam mengolah potensi yang ada.
"Maka saya tantang sekarang. Apa kurangnya? Sudah disediakan BRIN, Maka ayo kerja sama," imbuh Megawati.
Dalam konteks itu pula, Megawati lalu berpaling kepada Forum Rektor dan para akademisi. Menurutnya, kampus di Indonesia harus bisa memastikan dihasilkannya lulusan yang bukan sekedar cerdas. Namun juga lulusan muda yang memiliki semangat cinta Indonesia.
Megawati ingin Indonesia tidak ketinggalan dengan Tiongkok atau Jepang, yang lewat pendidikan, sedari dini sudah menanamkan rasa cinta tanah air kepada warganya.
Megawati ingin anak-anak muda Indonesia tak sekedar menyatakan dirinya orang Indonesia, tetapi alam pikirannya dipenuhi cara berpikir orang luar negeri.
"Saya bukan anti asing, Bukan super nasionalis. Bukan. Tetapi saya hanya ingin mengatakan bahwa kita punya segalanya dan harus kita bangun sendiri, kita produksi sendiri. Apakah kita bisa berdikari? Sangat bisa," kata Megawati.
Lebih lanjut, Megawati mengatakan bahwa Perguruan tinggi harus menjadi wajah ideal bagi upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Perguruan tinggi tidak boleh membiarkan para dosen, karyawan, dan mahasiswanya terkotak-kotak oleh suku, agama, ras, dan berbagai aspek primordial lainnya.
"Sebab ilmu pengetahuan itu hanya bermanfaat bagi amal kemanusiaan, bagi kemajuan rakyat dan bangsa. Jangan kotak-kotakkanya ilmu atas dasar pandangan primordial yang sempit. Maka selamat berjuang. Terus gelorakan semangat kepemimpinan indonesia bagi dunia. Bangkit bersama membangun peradaban dunia. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh," kata Megawati.