Rabu 15 Jun 2022 18:11 WIB

Wisatawan ke AS Kini tak Perlu Tes Covid-19

Wisatawan ke AS kini tak perlu tunjukkan tes negatif Covid-19.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Nora Azizah
Wisatawan ke AS kini tak perlu tunjukkan tes negatif Covid-19.
Foto: PA-EFE/JEROME FAVRE
Wisatawan ke AS kini tak perlu tunjukkan tes negatif Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pengendalian Penyakit AS menyatakan pelancong ke AS tidak lagi harus menunjukkan bukti tes Covid-19 negatif atau dokumentasi pemulihan dari virus. Perintah itu dicabut berdasarkan rilis dari badan kesehatan federal.

“Pandemi Covid-19 sekarang telah bergeser ke fase baru,” kata para pejabat dalam rilis tersebut.

Baca Juga

Mereka mendasarkan pada penilaian bahwa vaksin sangat efektif, serta tingkat kekebalan yang disebabkan oleh vaksin dan infeksi di antara orang Amerika menjadi faktor-faktor lainnya.

“Masing-masing tindakan ini telah berkontribusi pada risiko penyakit parah dan kematian yang lebih rendah di seluruh Amerika Serikat,” kata para pejabat dilansir Fortune, Rabu (15/6/2022).

Badan tersebut masih merekomendasikan para pelancong yang datang ke AS untuk dites dalam waktu tiga hari setelah keberangkatan dan tidak bepergian jika mereka sakit. Hampir 78 persen dari populasi AS telah divaksinasi berdasarkan data CDC pada Ahad lalu. Selain itu, CDC memperkirakan, berdasarkan tingkat antibodi dari laboratorium komersial, bahwa hampir 58 persen orang Amerika telah terinfeksi setidaknya sekali.

Varian omicron dikenal karena kemampuannya untuk menghindari kekebalan, terutama BA.4 dan BA.5 yaitu dua subvarian yang relatif baru dianggap paling menular sejauh ini. Tingkat BA.4 dan BA.5 terus meningkat di AS, yang terdiri dari 5 persen dan 8 persen infeksi pada dua minggu lalu.

Meskipun tidak diketahui apakah varian tersebut akan mendominasi AS seperti pada awal musim semi ini di Afrika Selatan, varian ini telah membuktikan diri sebagai pesaing melawan B.2.12.1 yang saat ini dominan, yang terdiri dari 62 persen infeksi dua minggu lalu, dan BA .1, yang terdiri dari 25 persen.

Selain itu, meskipun vaksin diketahui dapat mengurangi risiko penyakit parah dan kematian, vaksin tersebut tidak mencegah penyebaran covid, setidaknya tidak sepenuhnya. Infeksi terobosan masih terjadi, dan penelitian sedang berlangsung untuk memahami sejauh mana vaksinasi menghentikan dari terinfeksi dan menularkan virus ke orang lain. Mereka yang divaksinasi sepenuhnya harus terus mempraktikkan langkah-langkah pencegahan seperti masker dan jarak sosial untuk melindungi orang lain. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement