Jumat 24 Jun 2022 21:49 WIB

Ini Patogen yang Paling Banyak Ditemukan dari 70 Kasus Dugaan Hepatitis Akut

Saat ini tercatat 70 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Nora Azizah
Saat ini tercatat 70 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia.
Foto: www.piqsels.com
Saat ini tercatat 70 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengungkapkan, hingga Jumat (24/6/2022) kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia tercatat 70 kasus. Ia pun mengungkapkan patogen paling banyak ditemukan adalah Cytomegalovirus (CMV).

Secara kumulatif, kasus hepatitis di Indonesia sampai saat ini ada 70 kasus yang tersebar di 21 provinsi. Dari 70 kasus itu ada 16 probable, 14 pending, dan 40 discarded.

Baca Juga

Syahril menjelaskan discarded artinya kasus yang disingkirkan karena penyebabnya sudah diketahui dan bukan dari kelompok hepatitis. Gejala terbanyak dialami pasien adalah demam, mual, muntah, dan kuning.

“Dari pemeriksaan PCR dan metagenomik terhadap 16 probable telah diketahui patogen paling banyak ditemukan pada pasien portable adalah cytomegalovirus (CMV) yakni 4 dari 15 pasien yang diperiksa,” katanya pada konferensi pers secara daring di Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Kemudian 9 dari 16 pasien probable yang telah diperiksa PCR dan metagenomik terdeteksi virus dari famili herpesviridae yakni CMV, HSV1, HHV- 6A, HHV1, EBV. Selanjutnya 1 pasien positif enterovirus dan 1 pasien positif adenovirus.

Sampai saat ini definisi hepatitis belum ada dibuatkan oleh WHO. Dr. Syahril melanjutkan masih menunggu definisi seperti halnya PCR positif untuk COVID-19, tapi untuk hepatitis ini masih belum ada yang disebut dengan konfirmasi.

Sebaran kasus dugaan hepatitis akut itu tersebar di sejumlah daerah ini, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta. Selanjutnya, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat. Kemudian Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, lalu Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah.

Lebih lanjut, Syahril mengungkapkan, terdapat sejumlah gejala yang ditemui oleh pasien. Salah satu gejala yang sering ditemui adalah demam yang tercatat sebesar 76,7 persen, mual dengan perolehan 66,7 persen, kemudian gejala muntah dan Jaundice di 66,7 persen.

Selain itu, gejala lainnya yang ditemui adalah hilangnya nafsu makan yaitu 50 persen, nyeri bagian perut di angka 46,7 persen, diare akut, malaise dan perubahan warna urin dengan perolehan 33,3 persen.

Adapun, untuk perubahan warna feses (pucat) di angka 23,3 persen, gatal tercatat 13,3 persen, sesak nafas di 10 persen dan Arthralgia/myalgia mencapai 6,7 persen.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement