Jumat 29 Jul 2022 05:15 WIB

Jerman Berencana Kurangi Insentif Mobil Listrik

Jerman kurangi insentif karena mobil listrik kian populer.

Jerman kurangi insentif karena mobil listrik kian populer.
Foto: Pikrepo
Jerman kurangi insentif karena mobil listrik kian populer.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Pemerintah Jerman berencana untuk mengurangi pemberian sejumlah insentif kepada pembeli mobil listrik dan menghentikan subsidi bagi pembelian hibrida plug-in pada akhir 2022. Pemerintah Jerman mengumumkan hal itu tak lama setelah menjabat pada Desember bahwa mulai 2023 pemerintah hanya menyediakan pembayaran bagi kendaraan listrik yang "terbukti" memiliki efek perlindungan iklim yang positif, demikian dikutip dari BNA pada Kamis (28/7/2022). 

Saat ini, hanya pembeli mobil listrik saja yang memenuhi syarat untuk insentif pemerintah hingga 6.000 euro dan mereka yang membeli kendaraan hibrida plug-in bisa mendapatkan hingga 4.500 euro. Kementerian Ekonomi dan Iklim mengatakan jumlah mobil listrik di jalan meningkat semakin cepat, dengan total diperkirakan akan mendekati 2 juta pada 2022, demikian dilaporkan Associated Press (AP).

Baca Juga

"Mobil listrik semakin populer dan tidak memerlukan subsidi negara pada masa mendatang," kata Wakil Kanselir Robert Habeck.

Mulai Januari, insentif pemerintah untuk mobil listrik dan mobil sel bahan bakar akan dipotong sampai 4.500 euro untuk masing-masing kendaraan untuk kendaraan dengan daftar harga 40.000 euro, dan 3.000 euro untuk mobil seharga 40.000-650 euro. Insentif akan dibatasi untuk individu swasta pada awal September 2023, meski pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mengizinkan usaha kecil dan organisasi amal tetap memenuhi syarat.

Mulai Januari 2024, sejumlah insentif pemerintah akan dipotong hingga 3.000 euro untuk kendaraan dengan harga sampai 45.000 euro dan insentif dihapus untuk mobil yang lebih mahal. 

 

Pendanaan juga akan dibatasi

Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner pada Rabu lalu menyatakan, insentif pemerintah akan berakhir saat dana sebesar 2,5 milyar euro terakhir habis dan setelah itu hanya keuntungan pajak untuk membeli mobil ramah iklim yang akan tersisa. "Dan saya ingin menambahkan bahwa keuntungan miliaran yang didapatkan perusahaan mobil, subsidi seperti itu tidak lagi diperlukan, saya mengandalkan dorongan dari pasar untuk membuat kendaraan listrik lebih murah, melalui persaingan", kata Lindner.

Pemerintah ingin setidaknya 15 juta mobil listrik beroperasi di jalan pada 2030. Ini juga bertujuan untuk meningkatkan upaya melawan perubahan iklim dengan memperluas penggunaan energi terbarukan dan mendorong keluarnya Jerman dari pembangkit listrik tenaga batu bara mulai tahun 2038, "idealnya" hingga 2030.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement