Ahad 21 Aug 2022 20:03 WIB

Dokter: Cacar Monyet Sudah Sepantasnya Dikategorikan Penyakit Menular Seksual

Cacar monyet sejauh ini hanya disebut menular salah satunya lewat hubungan seksual.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet di rumah sakit Arzobispo Loayza di Lima, Peru, Selasa, 16 Agustus 2022. Kuba juga telah mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet dari turis yang datang dari Italia
Foto: AP Photo/Martin Mejia
Seorang dokter menunjukkan luka di tangan pasien yang disebabkan oleh cacar monyet di rumah sakit Arzobispo Loayza di Lima, Peru, Selasa, 16 Agustus 2022. Kuba juga telah mengonfirmasi kasus pertama cacar monyet dari turis yang datang dari Italia

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Seorang dokter asal Nigeria, Dimie Ogoina, yang merawat pasien selama wabah cacar monyet pada 2017 di negaranya mengatakan bahwa virus monkeypox sekarang menunjukkan semua tanda-tanda penyakit menular seksual (PMS). Pernyataan ini diungkapkannya karena semakin banyak kasus di AS yang muncul dan telah dinyatakan sebagai keadaan darurat kesehatan.

Ogoina merupakan dokter yang menangani kasus cacar monyet pertama di Nigeria dalam hampir 40 tahun. Pada 2017, seorang anak laki-laki berusia 11 tahun datang kepadanya dengan ruam seperti cacar air.

Baca Juga

Ogoina mengatakan dia belum pernah melihat kasus cacar monyet secara langsung. Dia hanya melihat kasus itu melalui gambar.

Ogoina menemukan kasus cacar monyet pertama yang terdokumentasi pada manusia pada tahun 1970-an di antara anak-anak dari Kongo, Liberia, dan Sierra Leone. Sebelum itu, para ilmuwan mendeteksi kasus pertama pada monyet di fasilitas hewan di Kopenhagen, Denmark, pada 1958. Dari situlah, penyakit ini mendapatkan nama "cacar monyet".

Namun, pada 2017, Ogoina, seorang profesor kedokteran dan penyakit menular di Niger Delta University memperhatikan bahwa bocah lelaki berusia 11 tahun itu tidak melakukan kontak dengan hewan. Virus itu menyebar di antara keluarganya. Pertama menginfeksi pamannya, kemudian menyebar ke ibu, ayah, dan adik laki-lakinya.

Setelah mengirimkan sampel lesi anak laki-laki itu ke laboratorium di Senegal, Ogoina mengonfirmasikan kecurigaannya, yakni bahwa anak laki-laki itu terjangkit kasus cacar monyet pertama di Nigeria dalam 38 tahun. Wabah pada 2017 itu kemudian tumbuh menjadi 200 kasus yang dikonfirmasi di Nigeria.

Sejak itu, virus cacar monyet berubah dari penyakit langka menjadi endemik di Afrika dengan kasus menyebar terutama di kalangan pria muda, gay, dan biseksual. Meskipun virus ini bukan endemik di AS, Ogoina mengatakan kepada Fox News bahwa menurut pendapatnya, virus itu menunjukkan tanda-tanda menjadi "PMS yang sudah tak terbantahkan".

"Ini berarti virus menyebar di antara populasi AS seperti penyakit lain, seperti klamidia, gonore, atau HIV," ujar Ogoina.

Pada 2021, AS mengonfirmasi dua kasus cacar monyet dari pelancong yang datang dari Nigeria. Kini, kurang dari satu tahun kemudian, kasus cacar monyet semakin bertambah.

"Ini adalah infeksi yang telah menyebar begitu cepat di lebih dari 50 negara dalam waktu kurang dari dua bulan dan masih terus menyebar," kata Ogoina.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement