Rabu 31 Aug 2022 02:47 WIB

Obat dan Suplemen Ini Sebaiknya tak Diminum Setelah Jam 6 Sore

Menelannya sebelum tidur akan membuat tubuh tidak bisa tidur pada malam hari.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Obat dan suplemen yang sebaiknya tak diminum setelah jam 6 sore. (ilustrasi)
Foto: flickr
Obat dan suplemen yang sebaiknya tak diminum setelah jam 6 sore. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketika berbicara tentang obat-obatan dan suplemen, waktu Anda meminumnya bisa membuat perbedaan besar antara membuat tidur malam yang nyenyak dan sulit tidur. Beberapa obat dapat menyebabkan insomnia dan menelannya sebelum tidur akan membuat tubuh tidak bisa tidur pada malam hari.

Clearing Chief Medical Officer dr Jacob Hascalovici mengatakan, obat dan suplemen tertentu dapat membuat seseorang lebih mengantuk, lebih cemas, lebih terjaga, dan sebagainya. Itulah mengapa penting untuk memeriksakan diri ke dokter tentang waktu terbaik untuk mengonsumsi obat dan suplemen tertentu.

Baca Juga

Kini, ia membagikan beberapa pil yang harus dihindari diminum saat malam hari. Berikut uraiannya seperti dilansir Eat This Not That, Selasa (30/8/2022).

1. Ashwagandha

Ini sering dianggap sebagai suplemen untuk kecemasan dan manajemen stres, yang dikabarkan bisa membantu beberapa pasien dengan peradangan, pengendalian rasa sakit, dan gangguan tidur. Namun, bagi yang lain, obat ini bisa menyebabkan insomnia karena dapat membuat orang merasa lebih waspada, fokus, dan energik.

“Penelitian tentang khasiat ashwagandha masih berlangsung. Hati-hati saat meminumnya, dan tanyakan kepada dokter terlebih dahulu sebagai antisipasi,” kata dr Hascalovici.

2. Kortikosteroid

Menurut dr Hascalovici, kortikosteroid sering diresepkan untuk peradangan dan manajemen nyeri. Beberapa ahli merekomendasikan untuk mengambil seluruh dosis harian pada pagi hari, keduanya karena kortikosteroid dapat membantu mengatasi gejala yang mungkin terasa lebih kuat di pagi hari (seperti nyeri sesaat setelah bangun tidur) dan karena kortikosteroid dapat menambah insomnia. Itu mungkin karena mereka mempengaruhi cara tubuh memproses kortisol dan mungkin merangsang tubuh terlalu banyak ketika mereka mendekati waktu tidur.

3. Glukosamin dan kondroitin

Beberapa orang menggunakan glukosamin dan kondroitin bersama-sama untuk mengatasi nyeri sendi dan peradangan. Kedua suplemen tersebut adalah komponen tulang rawan, dan mungkin bisa membantu memperlambat kerusakan tulang rawan pada persendian.

Namun efek samping dari suplemen ini bisa berupa insomnia, serta sakit kepala yang bisa membuat sulit tidur. Jika Anda mengonsumsi suplemen ini, pertimbangkan untuk menyetel alarm untuk mengingatkan diri Anda agar meminumnya di pagi hari.

4. Multivitamin

Dr Hascalovici menyatakan, banyak dari kita mengonsumsi multivitamin dari satu jenis atau lainnya. Namun, tidak semuanya sama. Beberapa multivitamin mengandung kafein, teh hijau, atau zat lain yang dimaksudkan untuk meningkatkan energi dan kewaspadaan. Dan ini sebaiknya tak dikonsumsi sebelum waktu tidur.

Jika Anda mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi, Anda mungkin tidak memerlukan multivitamin sama sekali, atau Anda mungkin hanya mendapat manfaat dari vitamin atau mineral tertentu. Jadi, jika Anda mengonsumsi multivitamin, pilih yang paling berkualitas dari merek terkemuka dan cobalah untuk menghindari multivitamin dengan aditif yang dapat membuat Anda tetap terjaga

6. SSRI (selective serotonin-reuptake inhibitor)

Dr Hascalovici mengatakanSSRI sering kali diresepkan untuk depresi dan terkadang untuk manajemen nyeri. Namun SSRI terkadang membuat seseorang terjaga atau membangunkan mereka di malam hari. Untuk beberapa pasien, SSRI dikaitkan dengan agitasi dan gangguan tidur.

“Jadi jika Anda diresepkan itu, konsultasikan dengan dokter kapan waktu terbaik untuk meminumnya,” kata dia.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement