Kamis 25 Aug 2022 17:06 WIB

Overdosis Fentanil Sebabkan Kamar Mayat di Amerika Penuh

Kematian akibat fentanil naik dari 6.000 pada 2015 menjadi 63 ribu pada 2021.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Kasus overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) menjadi sangat buruk sehingga beberapa kamar mayat kehabisan ruang.(ilustrasi)
Kasus overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) menjadi sangat buruk sehingga beberapa kamar mayat kehabisan ruang.(ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus overdosis fentanil di Amerika Serikat (AS) menjadi sangat buruk sehingga beberapa kamar mayat kehabisan ruang. Fentanil merupakan obat antinyeri golongan opioid yang bekerja dengan cara memblokir sinyal rasa sakit pada sel saraf yang menuju otak.

Dari 6.000 kematian opioid sintetik pada 2015 naik menjadi lebih dari 63 ribu pada 2021. Penyebab utamanya adalah overdosis fentanil.

Baca Juga

Melansir dari laman New York Post, Kamis (25/8/2022), The Marion County Coroner’s Office di Indianapolis mengungkapkan, overdosis obat-obatan merupakan penyebab kamar mayat yang penuh sesak. Pada kantor Pemeriksa Medis Cook County di Chicago, lebih banyak ruang dan sumber daya diperlukan selama pandemi Covid 19. Sekarang, kematian Covid-19 telah menurun, tetapi kamar mayat masih membutuhkan ruang ekstra karena semua orang yang "dibunuh" oleh fentanil.

“Kematian non-alami yang paling umum adalah opioid, lebih dari jumlah kasus pembunuhan dan jumlah kecelakaan lalu lintas kami,” kata Kepala Pemeriksa Medis Cook County, dr Ponni Arunkumar.

Kematian terkait opioid di Cook County meningkat hampir tiga kali lipat dari 675 pada 2015, menjadi hampir 2.000 pada tahun lalu. “Sebagian besar terkait dengan fentanil. Kematian akibat opioid ini dapat dicegah, semua kematian ini dapat dicegah,” ujar dr Arunkumar.

Penduduk daerah Chicago, Karen Zander, kehilangan putranya yang berusia 22 tahun, John Allen, karena fentanil. Zander mengatakan pada 2016, Allen membuat pilihan untuk menghirup kokain yang dibubuhi fentanil, yang akhirnya membunuhnya.

Zander mengatakan, fentanil adalah "senjata" pemusnah massal. “Sudah waktunya bagi kita untuk bangun dan menyingkirkan barang-barang ini dari jalanan,” ujar Zander.

Penduduk daerah Chicago lainnya, Caitlin Strebing, mengatakan saudara laki-lakinya yang berusia 35 tahun, Ryan, secara tidak sengaja mengalami overdosis fentanil pada tahun lalu. Dia sekarang mengadvokasi gangguan penyalahgunaan zat dan kesadaran fentanil.

“Fentanil adalah penyebab utama kematian di AS saat ini untuk usia 18-45 dan saya pikir itu saja yang berbicara untuk dirinya sendiri,” ujar Strebing.

Sejauh ini, tidak ada tanda-tanda tren mematikan ini akan berhenti. Kantor Pemeriksa Medis Cook County masih menggunakan trailer berpendingin mereka untuk ruang kamar mayat dan dapat menangani semua mayat untuk saat ini.

“Kenaikan di 2020 terus berlanjut hingga 2021 dan 2022 tetapi jika meningkat lebih jauh, maka kita mungkin harus melihat sumber daya tambahan,” ujar dr Arunkumar. Beberapa kantor koroner harus meningkatkan anggaran mereka untuk mengatasi masalah tersebut.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement