REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alkohol tidak jarang digunakan dalam situasi tertentu untuk membantu menikmati suasana santai. Dampak negatif alkohol sebenarnya sudah banyak diketahui.
Namun sebagian orang menganggap alkohol tidak akan bertahan lama pada tubuh. Secara medis, rupanya hal itu bergantung pada sejumlah faktor.
"Secara umum, seberapa banyak Anda minum, seberapa cepat Anda minum, apakah perut kosong saat minum, jenis kelamin biologis, komposisi tubuh, apakah Anda sedang menjalani pengobatan tertentu dan genetika Anda, semuanya memengaruhi tingkat pembersihan alkohol Anda," kata Dr Kathleen Grant PhD, seorang profesor ilmu saraf perilaku di Sekolah Kedokteran OHSU, seperti dikutip dari laman Parade Magazine, Kamis (8/9/2022).
Dr Grant yang juga kepala divisi ilmu saraf di Pusat Penelitian Primata Nasional OHSU Oregon, menyebutkan jenis kelamin biologis dan komposisi tubuh seseorang dapat mempengaruhi seberapa cepat alkohol diserap dalam aliran darah. Hal itu juga mempengaruhi berapa lama alkohol itu bisa bertahan.
Dr Jenna Nicolaides MD asisten profesor pengobatan darurat di Rush Medical College, mengatakan bahwa wanita menyerap lebih banyak alkohol daripada pria. Hal ini karena pria memiliki lebih banyak enzim yang disebut alkohol dehidrogenase (ADH).
Dia menjelaskan bahwa ADH hidup di lapisan perut dan bereaksi secara kimia terhadap alkohol sebelum memiliki kesempatan untuk memasuki aliran darah. Karena pria memiliki lebih banyak enzim ini daripada wanita, lebih banyak alkohol yang mencapai aliran darah wanita daripada pria.
Menariknya, wanita juga memetabolisme alkohol lebih cepat daripada pria. Kemudian, orang yang memiliki lebih sedikit lemak memetabolisme alkohol lebih cepat daripada seseorang dengan lebih banyak lemak.
Ada beberapa orang yang bisa memetabolisme alkohol lebih cepat daripada yang lain karena genetika. Minuman berkarbonasi yang mengandung alkohol juga bisa mencapai tingkat darah lebih tinggi dan lebih cepat daripada minuman non-karbonasi. Hal itu berarti bahwa minuman beralkohol yang tidak berkarbonasi tinggal di dalam tubuh lebih lama daripada yang berkarbonasi.
Kedua ahli menjelaskan terkait keadaan perut kosong saat mengonsumsi alkohol. Makanan disebut mampu memperlambat metabolisme alkohol.
Berapa Lama Alkohol Bertahan di Tubuh?
Jelas bahwa banyak faktor yang menentukan berapa lama alkohol bertahan di dalam tubuh. Namun secara umum, kedua ahli mengatakan bahwa seseorang memetabolisme satu minuman beralkohol per jam. Namun, Dr Nikolaides mengatakan kerangka waktu dapat diperpanjang hingga enam jam, tergantung pada faktor-faktor tertentu.
Dr Nikolaides mengatakan alkohol dan metabolitnya bisa diuji dari tes urin selama sekitar satu hingga dua hari. Alkohol dapat dideteksi oleh breathalyzer hingga 24 jam setelah diminum. Tes darah juga mampu mendeteksi alkohol dalam tubuh hingga 12 jam setelah minum.