REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gumpalan darah terbentuk sebagai respons terhadap cedera atau luka. Gumpalan darah juga terbukti berbahaya jika terbentuk tanpa alasan yang jelas dan tidak larut secara alami.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Medicine and Science in Sports and Exercise menunjukkan jenis yang terakhir dapat terbentuk selama olahraga intensif setelah mengonsumsi minuman kafein. Kafein biasanya digunakan sebagai andalan rezim pralatihan karena meningkatkan energi dan fokus.
Namun, mengonsumsinya sebelum olahraga intensif dapat menghasilkan efek yang tidak diinginkan. Para peneliti menemukan, minum kafein meningkatkan koagulasi selama sesi latihan berat yang akut, menempatkan Anda pada risiko lebih tinggi untuk pembekuan darah.
Koagulasi, juga dikenal sebagai pembekuan, adalah proses di mana darah berubah dari cairan menjadi gel, membentuk bekuan darah. "Bagi kebanyakan orang, kafein aman, begitu juga olahraga," ujar Direktur Laboratorium Fisiologi Latihan Integratif, Paul Nagelkirk, di Ball State University, seperti dilansir laman Express, Rabu (14/9/2022).
"Orang dewasa sehat yang saat ini menikmati manfaat kafein sebagai rutinitas pralatihan atau prakompetisi memiliki sedikit alasan untuk khawatir tentang potensi pembekuan darah," ujarnya.
Namun, mereka yang memiliki penanda kardiovaskular yang buruk seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, atau riwayat merokok mungkin ingin menghindari kafein di sekitar latihan mereka. Hubungan antara kafein dan pembentukan bekuan darah telah didokumentasikan di tempat lain. Profesor Mark Whiteley, seorang konsultan ahli bedah vena, mengatakan kafein dapat membuat tubuh dehidrasi dan ini menjadi dasar untuk pembekuan darah.
"Dehidrasi memengaruhi konstituen darah, membuat darah lebih kental dan lebih 'lengket'," kata dia.
Dia melanjutkan, darah mengalir pada tingkat yang lebih lambat di pembuluh darah dibandingkan di arteri. "Oleh karena itu, dehidrasi dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya pembekuan darah di pembuluh darah. Ini dikenal sebagai deep vein thrombosis (DVT), kondisi medis serius yang meningkatkan risiko komplikasi, seperti strok," jelasnya.
Gejala DVT termasuk rasa sakit dan bengkak di kaki, sesak napas, dan nyeri dada. Gejala umum meliputi nyeri berdenyut atau kram pada satu kaki (jarang kedua kaki), biasanya di betis atau paha.
Gejala lainnya adalah bengkak pada satu kaki (jarang kedua kaki), kulit hangat di sekitar area yang sakit, kulit merah atau gelap di sekitar area yang sakit, serta pembengkakan pembuluh darah yang keras atau sakit saat Anda menyentuhnya. Gejala-gejala ini juga dapat terjadi di lengan atau perut Anda jika di sanalah bekuan darah berada.