Kamis 29 Sep 2022 23:38 WIB

Ibu tidak Perlu Khawatir, Ukuran Payudara tak Pengaruhi Produksi ASI

Ukuran payudara memengaruhi banyaknya produksi ASI hanyalah mitos.

Ibu menyusui (ilustrasi). Ada banyak manfaat yang bisa diraih ibu dengan menyusui bayinya secara eksklusif.
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Ibu menyusui (ilustrasi). Ada banyak manfaat yang bisa diraih ibu dengan menyusui bayinya secara eksklusif.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu tak pede menyusui karena payudara kecil? Jangan risau,uUkuran payudara sesungguhnya tidak akan memengaruhi banyaknya jumlah air susu ibu (ASI) yang diproduksi oleh ibu selama masa menyusui bayi.

"Secara logika begini, bayi tidak bisa memilih mau lahir dari ibu yang dadanya besar atau kecil. Kira-kira adil tidak kalau Tuhan menciptakan tubuh ibu yang kecil punya ASI yang tidak banyak?" kata Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Nia Umar dalam podcast "Waktu Indonesia Berencana BKKBN" yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (29/9/2022).

Baca Juga

Nia mengatakan bahwa ukuran payudara memengaruhi banyaknya produksi ASI hanyalah mitos. Ia menyatakan banyaknya jumlah ASI justru dipengaruhi dengan seringnya ibu menyusui bayi sesegera mungkin ketika bayi merasa lapar.

"Sama seperti ukuran gelas. Kalau kecil, saya bolak balik akan isi air, kalau payudara kecil tapi sering dikosongkan, sering disusui, maka produksinya akan bertambah. Jadi, jangan khawatir," ucapnya.

Hal lain yang dapat memengaruhi banyaknya jumlah ASI ibu adalah kesehatan mental ibu. Nia mengatakan stres yang diderita seorang ibu sangat berpengaruh terhadap keluarnya ASI, sebab hormon-hormon dalam tubuh seperti hormon oksitosin yang berperan mendorong dan mengeluarkan ASI akan terhambat di dalam sehingga produksi ASI menurun.

"Dengan demikian, sangat penting untuk menjaga ibu dalam keadaan sehat dan bahagia terutama pada masa menyusui," katanya.

Nia menyebut, pada masa menyusui, bantuan suami akan sangat membantu memberikan ketenangan serta rasa nyaman pada ibu. "Suami bisa membantu ibu membersihkan rumah atau siapkan makanan. Misalnya keluarga sudah punya anak pertama usia tiga atau empat tahun, ajak bermain agar ibu bisa fokus pada bayinya," ucapnya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement