Rabu 05 Oct 2022 09:22 WIB

Tragedi Kanjuruhan dan Pita Hitam di Wisuda UMM

Penggalangan dana juga diadakan dalam wisuda tersebut.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan wisuda ke-105 periode ke III Tahun 2022 di Malang, Selasa (4/10) lalu. Pada kegiatan ini turut dilakukan pemasangan pita hitam sebagai tanda kemanusiaan terhadap tragedi Kanjuruhan.
Foto: Dok. Humas UMM
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mengadakan wisuda ke-105 periode ke III Tahun 2022 di Malang, Selasa (4/10) lalu. Pada kegiatan ini turut dilakukan pemasangan pita hitam sebagai tanda kemanusiaan terhadap tragedi Kanjuruhan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022 telah membawa duka mendalam bagi masyarakat indonesia. Tak terkecuali pada perhelatan wisuda Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ke 105 periode ke III tahun 2022, Selasa (4/10/2022) lalu.

Para wisudawan beserta orang tua mengenakan pita hitam sebagai tanda rasa duka atas kepergian para korban. Tak hanya itu, penggalangan dana juga diadakan dalam wisuda tersebut sebagai bentuk saling mengasihi dan rasa kemanusiaan.

Wisuda juga diawali dengan mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Rektor UMM, Fauzan. Hadir dalam wisuda itu Direktur Utama PT INKA (Persero), Budi Noviantoro. Ia memberikan selamat bagi wisudawan yang telah melaksanakan amanah dengan baik.

Menurut dia, menjadi lulusan yang tetap eksis di masa mendatang diperlukan tiga hal. Pertama yakni bermula dari akhir dan berakhir di awal. "Contohnya ketika saya membuat bus listrik. Saya tes terlebih dahulu, setelah itu baru menarik teori berdasarkan percobaan itu. Jika saya buat dari awal dulu, tentu tidak akan jadi apa-apa,” ungkapnya.

 

Kedua, kalau sudah membuat, maka akan bisa memperbaiki. Ia mengaku beberapa kali menegur masyarakat yang suka membeli, tetapi tidak menghargai produk sendiri. Oleh karena itu, ia mengimbau untuk mencintai produk dalam negeri seperti yang telah dikatakan oleh Presiden.

Menurut dia, tidak ada salahnya membeli produk lokal untuk kemajuan bangsa. “Ketiga, inovasi forever. Kalau tidak memiliki jiwa inovasi, maka akan terlambat dalam bergerak,” jelasnya.

Ia berharap UMM mampu melakukan riset-riset yang mengarah pada teknologi hidrogen yang ramah lingkungan. Menurutnya, teknologi hidrogen ini bisa menjadi kendaraan masa depan. Terlebih, Indonesia termasuk gudangnya material untuk hidrogen.

"Saya titip ke wisudawan agar bisa berpikir visioner. Apalagi di UMM sudah ada Center of Excellence (CoE) yang bisa menjadi wadah. Maka maksimalkan wadah ini untuk melakukan riset-riset bermanfaat,” jelasnya.

Pada kesempatan sama, hadir Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof Muhadjir Effendy. Ia mengucapkan turut berbelasungkawa, khususnya untuk Aremania dan keluarga yang telah menjadi korban tragedi di Kanjuruhan.

 

Selain itu, ia mengingatkan kepada wisudawan untuk siap menghadapi Indonesia emas 2045. Jika tidak siap, maka akan ditinggal dan kalah dengan orang lain. Sebaliknya, jika lulusan UMM siap dan berada di barisan terdepan, tentu akan sangat membanggakan untuk diri sendiri, orang tua dan Kampus Putih.  

 

Ia juga berpesan kepada wisudawan UMM untuk mengubah cara pandang dan berpikir. Salah satunya terkait kehidupan yang bersih, hijau dan mengurangi efek rumah kaca. Baginya, dunia berada dalam suasana global warming yang memerlukan tindakan konkret untuk menekan hal itu.

"Saya ingin alumni UMM yang diwisuda untuk tidak kenal berhenti dan tetap semangat. Manfaatkan potensi dan otak saudara untuk memberikan solusi atas permasalahan masyarakat,” kata Muhadjir.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement