REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain usia, pola makan yang tak sehat juga bisa berkontribusi pada buruknya penglihatan. Beberapa jenis makanan diketahui dapat memicu penumpukan plak pada pembuluh makula, lalu menyebabkan penurunan aliran darah ke mata.
Menurut Marko Obradovic dari Pure Optical, jenis makanan yang memberikan dampak paling buruk bagi penglihatan adalah makanan ultra proses dan makanan siap saji. Beberapa contoh makanan tersebut adalah daging merah, produk susu berlemak, dan makanan yang digoreng.
Pendapat Obradovic sejalan dengan sebuah studi dalam Annals of Internal Medicine. Studi tersebut mengungkapkan bahwa penglihatan seorang anak remaja asal Inggris mengalami perburukan yang signifikan hingga mencapai kebutaan.
Kondisi yang dialami oleh remaja berusia 17 tahun ini ternyata berkaitan erat dengan pola makan yang dia terapkan. Setelah lulus dari sekolah dasar, pola makan remaja ini hanya didominasi oleh kentang goreng, keripik kentang, dan roti putih. Dia pun sesekali mengonsumsi ham atau sosis.
Pola makan yang buruk ini membuat remaja tersebut mengalami defisiensi vitamin berat. Hasil tes juga menunjukkan bahwa remaja tersebut mengalami malanutrisi yang merusak tubuhnya.
Remaja ini mulai mengalami keluhan seperti lelah dan merasa tidak sehat pada usia 14 tahun. Dokter mendiagnosis sang remaja dengan masalah defisiensi vitamin B12 dan memberikan resep suplemen. Hanya saja, dia tidak mengikuti terapi yang diberikan oleh dokter dan tidak memperbaiki pola makannya.
Tiga tahun kemudian, remaja ini dibawa ke Bristol Eye Hospital karena mengalami penurunan penglihatan yang progresif. Dr Denize Atan yang menangani remaja tersebut di rumah sakit mengungkapkan bahwa pola makan yang buruk membuat penglihatan sang remaja menurun hingga bisa secara legal dikategorikan sebagai kebutaan.
"Dia memiliki titik kebutaan tepat di tengah lapang pandangnya," kata Dr Atan, seperti dilansir Express, Rabu (/10/2022).
Kondisi ini membuat sang remaja tak akan bisa menyetir. Selain itu, sang remaja akan mengalami kesulitan untuk membaca, menonton televisi, atau membedakan wajah.
"Dia bisa berjalan sendiri karena masih memiliki penglihatan tepi," kata Dr Atan.