REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khawatir berlebihan soal uang menjadi salah satu sumber stres utama bagi banyak pekerja Indonesia. Ketidakpastian ekonomi dan kenaikan harga kebutuhan pokok memberikan tekanan finansial dengan dampak serius pada kesehatan mental mereka.
Faktanya, lebih dari sepertiga (37 persen) karyawan Indonesia mengalami stres sehari-harinya. Berdasarkan laporan Mercer Marsh Benefits, satu dari tiga memiliki kondisi finansial yang lebih buruk dari sebelumnya.
"Banyak karyawan yang mengalami stres finansial lebih dari sebelumnya dan berharap mendapatkan dukungan dari perusahaan," ujar CEO wagely Tobias Fischer dalam siaran resmi, Senin (10/10/2022).
"Survei Kesehatan Finansial kami menunjukkan, 33 persen karyawan menyatakan sangat tidak khawatir dengan kondisi finansial mereka setelah menggunakan wagely, sementara 39 persen menyatakan tidak khawatir," tambahnya.
Mengingat adanya hubungan jelas antara kekhawatiran soal uang dan kesehatan mental, perusahaan memiliki peran penting dalam mendukung kesejahteraan finansial pekerja mereka.
Lantas, bagaimana perusahaan dapat membantu meringankan stres ini? Menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia, mari simak lima cara yang dapat dilakukan.
1. Cari tahu apa yang menjadi kesulitan karyawan
Tidak ada satu cara ajaib yang paling tepat untuk membantu mengurangi stres masalah finansial, karena setiap karyawan memiliki kebutuhan finansial yang berbeda. Di sinilah survei dapat membantu mencari tahu apa yang membuat karyawan stres dan keuntungan apa yang paling dibutuhkan. Mulailah dengan survei dan temukan cara terbaik dalam mendukung karyawan Anda.
2. Tambahkan pelatihan keuangan ke dalam sumber penunjang kesehatan mental
Tidak semua karyawan akan merasa nyaman memberi tahu perusahaan bahwa mereka sedang menghadapi kesulitan keuangan. Berhubung kondisi finansial seseorang sering kali dilihat sebagai masalah pribadi, studi yang sama dari PwC menyarankan bahwa sesi pelatihan keuangan secara perorangan akan sangat membantu karyawan karena sifatnya yang pribadi dan rahasia. Untuk itu, perusahaan dapat mempertimbangkan penyertaan pelatihan finansial di dalam sumber penunjang kesehatan mental.