REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berkembangnya isu radikalisme yang dikaitkan dengan seruan keagamaan atau dakwah di Indonesia -utamanya pada masyarakat Jawa-, menjadi perhatian sangat penting. Berangkat dari kondisi tersebut, tim Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar kegiatan Konservasi Bahasa Jawa Melalui Platform Dakwah Digital Upaya Pencegahan Radikalisme, Sabtu (01/10). Acara diikuti sebanyak 40 orang yang terdiri para guru dan tenaga kependidikan di lingkungan SDIT Permata Bangsa dan TKIT Permata Ceria, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten. Rangkaian kegiatan pelatihan sebelumnya sudah dilakukan pada Sabtu (16/07).
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diketuai oleh Dr. Prembayun Miji Lestari, M.Hum. , yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh tim teknis lapangan. Materi dan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: 1) Cara memilih konten materi dakwah yang anti radikal; 2) Dakwah digital yang humanis dengan berbagai flatform; dan 3) Pendampingan pembuatan konten dakwah digital anti radikal berbahasa Jawa
Dr. Prembayun Miji Lestari, M.Hum menyampaikan bahwa seruan kebaikan dibutuhkan keterampilan berdakwah melalui berbagai platform digital baik berupa video, YouTube, même, TikTok atau media sosial lain sesuai perkembangan jaman. Selain itu, pemanfaatan teknologi digital menjadi pertimbangan penting karena generasi saat ini sangat lekat dengan piranti tersebut.
"Penggunaan bahasa daerah yakni bahasa Jawa sebagai media bahasa yang dipilih dalam pembuatan platform dakwah digital karena menyesuaikan segmen masyarakat yang dihadapi -dalam hal ini- yakni masyarakat Jawa," paparnya dalam siaran pers yang diterima Sabtu (22/10/2022).
Istiqomah, S.Pd. selaku kepala sekolah, dalam sambutannya mengapresiasi kepada segenap tim pengabdian kepada masyarakat UNNES atas terselenggaranya kegiatan. Beliau menyampaikan, "Alhamdulillah kami sangat senang senang karena diberi kesempatan untuk belajar memanfaatkan teknologi digital guna menebar kebaikan. Kami banyak belajar bagaimana cara membuat konten dakwah anti radikal yang berisi tentang pendidikan, tuntunan, ajakan kebaikan, cinta kasih, akhlak mulia, dan hal positif lainnya. Terimakasih banyak kepada tim UNNES atas pelatihannya yang sangat bermanfaat."
Salah satu guru, Fita Suryani, S.Pd. menyebutkan bahwa “Saya jadi memahami bagaimana cara membuat dakwah digital berbahasa Jawa. Selain itu diajari membuat konten dakwah yang baik yakni tidak mengandung cacian, makian, hasutan dan menebarkan unsur kebencian apalagi memecah persatuan, serta berdasar ilmu, sumbernya jelas misal dari nukilan ayat, hadist, atau lainnya.”