Penyebab dan tata laksana pengobatan
Dr Eka menjelaskan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sisa sediaan obat, darah, dan urine pasien gangguan ginjal akut progresif atipikal di RSCM. Hasilnya, terdeteksi etilen glikol dan beberapa juga terdeteksi dietilen glikol. Sejumlah tata laksana pun dilakukan untuk menghilangkan senyawa tersebut.
"Setelah itu, maka kami berikan tata laksana yang sesuai untuk intoksikasi, yaitu untuk suportifnya kami berikan natrium bikarbonat," kata dr Eka.
Natrium bikarbonat berperan dalam mengoreksi asidosis dan mencegah perubahan glycolic dan asam oksalat menjadi glycolate dan oxalate. Terkait dengan intoksikasi, dr Eka mengatakan pihaknya tidak melakukan tindakan bilas lambung mengingat pasien-pasien sudah terlalu lama meminum obat yang diduga mengandung etilen glikol.
"Jadi kami memberikan natrium bikarbonat untuk mengoreksi asidosis, lemudian belakangan baru kami tahu bahwa thiamin dan piridoksin itu juga direkomendasikan sehingga kami juga memberikannya," katanya.
Selain itu, pihaknya juga memberikan obat penawar femopizole setelah mempelajari studi kepustakaan. Sementara dari sisi nefrologi untuk menghilangkan etilen glikol dan metabolitnya, pihaknya juga melakukan hemodialisis atau cuci darah.