Rabu 09 Nov 2022 02:57 WIB

Studi: Vape dan Rokok Punya Dampak Sama pada Jantung

Tak lama setelah penggunaan vape, pengguna mengalami peningkatan tekanan darah

Rep: Rossi Handayani/ Red: Gita Amanda
Menurut sebuah studi baru yang didukung oleh American Health Association, rokok elektrik atau vape memiliki dampak yang sama pada kesehatan jantung seperti halnya merokok biasa. (ilustrasi).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Menurut sebuah studi baru yang didukung oleh American Health Association, rokok elektrik atau vape memiliki dampak yang sama pada kesehatan jantung seperti halnya merokok biasa. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menurut sebuah studi baru yang didukung oleh American Health Association, rokok elektrik atau vape memiliki dampak yang sama pada kesehatan jantung seperti halnya merokok biasa.

Penelitian menunjukkan bahwa tak lama setelah penggunaan vape, pengguna mengalami peningkatan tekanan darah dan detak jantung dengan cara yang mirip dengan respons tubuh terhadap situasi 'fight or flight’ yang dipicu oleh sistem saraf simpatik otak.

Studi tiga tahun di University of Wisconsin mengevaluasi respons fisiologis pada 395 orang. Sebanyak 164 di antaranya menggunakan vape rata-rata 4,1 tahun dibandingkan dengan 117 orang yang merokok selama sekitar 23 tahun dan 114 yang tidak menggunakan produk nikotin apa pun.

Para ilmuwan menemukan dampak negatif pada fungsi kardiovaskular serupa pada penikmat vape baru seperti pada perokok yang lebih lama, yang telah menggunakan rokok tradisional selama dua dekade lebih lama.

"Segera setelah vaping atau merokok, ada perubahan yang mengkhawatirkan pada tekanan darah, detak jantung, variabilitas detak jantung, dan tonus pembuluh darah (penyempitan)," kata penulis utama studi Matthew Tattersall, asisten profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat Universitas Wisconsin, dilansir dari laman National News pada Selasa (8/11/2022).

“Temuan ini menunjukkan faktor risiko penyakit kardiovaskular yang lebih buruk segera setelah vaping atau merokok, dan aktivasi sistem saraf simpatik mungkin berperan dalam respons buruk yang terlihat segera setelah menggunakan rokok elektrik dan setelah pengujian olahraga 90 menit kemudian,” lanjutnya.

Usia rata-rata perokok dalam penelitian ini adalah 42 tahun. Sedangkan pengguna vape rata-rata berusia 27 tahun.

Sementara menurut Middle East Tobacco Atlas 2022, tingkat merokok di Uni Emirat Arab (UEA) adalah sekitar 14 persen untuk pria dan dua persen untuk wanita. Pada Juli, sebuah penelitian di UEA menemukan bahwa seperempat mahasiswa telah mencoba rokok elektrik.

Dalam studi Wisconsin menilai tekanan darah, detak jantung dan diameter arteri brakialis di lengan masing-masing kelompok sebelum, dan sesudah mereka merokok atau menggunakan Vape.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement