Sabtu 19 Nov 2022 01:40 WIB

Tumor Otak Butuh Pengobatan Lebih dari Satu Terapi

Glioma atau tumor otak membutuhkan pengobatan secara multimodalitas.

Glioma atau tumor otak membutuhkan pengobatan secara multimodalitas.
Foto: Freepik
Glioma atau tumor otak membutuhkan pengobatan secara multimodalitas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah saraf Dr. dr. Renindra A. Aman, SpBS(K), mengatakan, pengobatan atau penanganan glioma pada umumnya dilakukan secara multimodalitas atau lebih dari satu jenis terapi meliputi pembedahan, radiasi eksternal, dan kemoterapi. Glioma merupakan tumor yang berasal dari sel-sel glial di dalam otak atau sel penunjang otak. Menurut WHO, glioma terbagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan tingkat atau derajat keganasan meliputi derajat keganasan satu yang bersifat jinak, serta dua, tiga, sampai empat yang bersifat ganas.

"Itulah mengapa terapinya adalah multimodalitas untuk glioma derajat keganasan dua, tiga, dan empat. Bahkan tiga dan empat itu diberikan kemoterapi tambahan," kata dokter dari RSCM itu dalam webinar 'HUT 103 RSCM' diikuti di Jakarta, Jumat (18/11/2022).

Baca Juga

Pada pembedahan, kata dia, tindakan ini bertujuan untuk mengambil jaringan tumor otak atau glioma sebanyak mungkin dan seaman mungkin tanpa menimbulkan cedera pada otak. Pembedahan juga bertujuan untuk memeriksa jaringan tersebut untuk ditentukan tingkat keganasan melalui pemeriksaan laboratorium patologi.

Renindra mengatakan radiasi eksternal atau radioterapi diberikan khususnya pada derajat keganasan dua hingga empat sesuai dengan dosis sesuai protokol medis. Pada derajat keganasan tiga bahkan empat, dilakukan kombinasi kemoterapi dengan radiasi pada saat yang sama atau kemoradiasi.

Setelah kemoradiasi selesai dengan jeda kira-kira empat minggu, maka dilanjutkan dengan kemoterapi temozolomide selama enam siklus. Selama pengobatan, pasien juga akan dievaluasi melalui MRI atau CT scan di samping dokter memperhatikan respon dari setiap terapi yang diberikan sambil memantau perkembangan klinis pasien.

Pada beberapa kasus, menurut Renindra, biopsi stereotaktik dapat dimungkinkan dan menjadi pilihan jika letak tumor lebih dalam sehingga agak sulit untuk dicapai dengan operasi terbuka atau jika pasien tidak layak untuk dilakukan anestesi umum untuk menjalankan operasi terbuka.

Prosedur gamma knife radiosurgery juga dapat dipertimbangkan untuk dilakukan pada kasus-kasus tertentu misalnya pada kasus dengan derajat keganasan satu. Namun glioma dengan derajat keganasan dua hingga empat, Renindra mengatakan indikasinya masih belum dipastikan untuk dilakukan gamma knife radiosurgery.

"Pada umumnya multimodalitas, yaitu pembedahan, radiasi eksternal, dan kemoterapi," imbuh Renindra.

Dia mengingatkan bahwa glioma merupakan kondisi yang berbahaya apalagi dengan derajat keganasan tingkat lanjut yang tidak bersifat jinak. Glioma derajat satu, imbuh Renindra, memiliki prognosis atau angka harapan hidup yang paling baik dibandingkan derajat dua, tiga, dan empat.

Melalui tindakan operasi, diharapkan pengangkatan tumor bisa total. Namun mengingat glioma dapat mengivasi ke jaringan sekitarnya, dia mengatakan terdapat kemungkinan tumor timbul kembali di kemudian hari.

"Makin tinggi derajat keganasan, maka kekambuhannya tinggi kemungkinannya walaupun telah dilakukan pengambilan jaringan tumor sebanyak mungkin sepanjang yang dapat dilihat oleh mata dokter bedah. Oleh karena itu, pasien harus sering kita follow up untuk dipantau apakah terjadi pertumbuhan kembali atau tidak," kata Renindra.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement