REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah mengeluarkan platform Rapor Pendidikan sebagai kebijakan Merdeka Belajar episode 19. Rapor Pendidikan merupakan sebuah platform yang menyediakan data laporan hasil evaluasi sistem pendidikan sebagai penyempurnaan rapor mutu sebelumnya.
Sebagai salah satu Sekolah Penggerak angkatan pertama, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) V Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), sudah menerapkan beragam aplikasi digital yang diluncurkan Kemendikbudristek. Salah satunya, mereka sudah merasakan manfaat dari platform Rapor Pendidikan. Di mana, mereka sudah memanfaatkan hasil analisis evaluasi Rapor Pendidikan untuk hasil asesmen nasional (AN) tahun 2021.
"Rapor Pendidikan tahun 2021 kami sudah melakukan analisis dengan mekanismenya. Ketika Rapor Pendidikan ini bisa dibuka oleh semua sekolah, kami buka. Dengan bapak ibu guru, Rapor Pendidikan ini saya berikan supaya kita semua belajar dan bisa mengetahui hasil daripada survei tersebut," jelas Kepala Sekolah SMAN V Kota Kupang, Veronika Wawo, saat ditemui di SMAN V Kota Kupang, NTT, Senin (28/11/2022).
Ketika melihat hasil Rapor Pendidikan tersebut, pihaknya melihat ada banyak hal yang harus diperbaiki. Lewat platform tersebut, Veronika bersama para guru di SMAN V Kota Kupang dapat mengenal lebih jauh kelemahan yang mereka miliki di satuan pendidikannya untuk kemudian diperbaiki ke depan. Salah satu hal yang perlu lekas diperbaiki adalah persoalan kemampuan numerasi siswa di sekolahnya.
"Ketika kami tahu bahwa di numerasi ini ada banyak anak yang belum bisa mencapai target kompetensi minimum, kami buat kegiatan, yaitu workshop," kata Veronika.
Usai menganalisa hasil Rapor Pendidikan tersebut pihaknya mengetahui, peserta didik di SMAN V Kota Kupang kesulitan untuk mengerjakan soal-soal berbasis AN karena tidak terbiasa dengan soal-soalnya. Karena itu, workshop dilakukan untuk para guru agar mereka dapat menyusul soal yang berbasis AN dengan topik-topik yang sesuai dengan capaian pembelajaran yang ada di sana.
"Kita coba beralih, sekarang jangan selalu soal yang berbasis konsep materi saja, tetapi bagaimana kita membuat soal itu anak-anak bisa berpikir kritis sehingga literasinya masuk, numerasinya masuk," tutur dia.
Manfaat platform Rapor Pendidikan juga sudah dirasakan oleh Sekolah Dasar Kristen (SDK) Citra Bangsa Mandiri, Kota Kupang, NTT. Kepala Sekolah SDK Citra Bangsa Mandiri, Dihartati, menyampaikan, pihaknya sudah mengunduh dan melihat hasil Rapor Pendidikan untuk satuan pendidikannya. Lewat platform tersebut, dia bersama para guru di SDK Citra Bangsa Mandiri dapat melihat kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
"Untuk Rapor Pendidikan yang tahap pertama, yang baru kali ini, kami bersyukur untuk literasi dan numerasi masih di atas rata-rata sekolah setara di kota, provinsi, dan nasional. Tapi, tetap saja masih terus akan kami benahi dan terus dilakukan peningkatan-peningkatan," jelas Dihartati.
Di dalam Rapor Pendidikan tersebut, kata dia, pihaknya mendapatkan sejumlah rekomendasi, baik itu rekomendasi prioritas maupun rekomendasi secara keseluruhan. Di dalam rekomendasi prirotas, ada hal-hal yang memang harus pihaknya benahi secepatnya, salah satunya adalah memberikan pelatihan-pelatihan untuk guru karena memang sekolahnya masih kurang guru yang bersertifikasi.
"Hal yang masih kurang untuk kami adalah guru yang bersertifikasi. Karena memang untuk sekolah swasta sepertinya agak rumit untuk ikut sertifikasi," jelas dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, mengatakan kebijakan evaluasi sistem pendidikan yang baru lewat Rapor Pendidikan lebih menekankan pada orientasi terhadap mutu pendidikan dan sistem yang terintegrasi.
"Kami berharap melalui platform Rapor Pendidikan ini, setiap satuan pendidikan dapat mengukur dan memperbaiki kualitas sekolahnya," ujar Anindito dalam Silaturahmi Merdeka Belajar dengan tajuk ‘Mewujudkan Pendidikan Berkualitas melalui Perencanaan Berbasis Data’, pada Kamis (6/10/2022) lalu.
Anindito menjelaskan, salah satu data yang dicantumkan dalam Rapor Pendidikan merupakan data dari hasil AN yang telah dilakukan di seluruh satuan pendidikan. Melalui data itu, pemerintah daerah maupun satuan pendidikan dapat mengakses hasil AN sebagai bahan evaluasi pendidikan.
Lebih lanjut, Anindito menjelaskan, ada tiga komponen yang datanya diambil untuk kemudian dijadikan bahan evaluasi. Ketiga komponen itu, yakni Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Hasil asesmen akan digunakan sebagai sumber informasi yang penting dengan tujuan membantu satuan pendidikan dan disdik melakukan diagnosis kualitas pendidikan di sekolah.
Dia juga mengatakan, dengan adanya Rapor Pendidikan itu nantinya satuan pendidikan tidak perlu lagi mengumumkan ranking sekolah. Kemudian, setelah melihat hasil evaluasinya, setiap satuan pendidikan dapat melakukan aksi untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
"Yang ingin kita lakukan adalah mengembangkan semua info yang sangat kaya ini kepada satuan pendidikan dan disdik supaya dipakai di sekolah, digunakan sekolah untuk melihat, dan memperbaiki kualitas apa yang masih kurang," kata Anindito.
Dengan demikian, lanjut dia, nantinya tidak akan ada lagi sekolah yang memiliki kualitas pendidikan unggul dan sekolah yang memiliki kualitas tertinggal. Karena itu, dengan adanya data dari Rapor Pendidikan, ke depan semua sekolah diharapkan akan memiliki kualitas yang sama-sama baik.
"Kami melalui Kemendikbudristek ingin meminimalisir adanya gap antar sekolah. Sekolah yang (kualitasnya) rendah akan menjadi meningkat sehingga kesenjangannya tidak terlalu besar, ke depannya para orang tua tidak perlu khawatir dengan kualitas sekolah anak-anaknya," ujar Anindito.