REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Berbicara kualitas pendidikan, tidak bisa mengesampingkan kesejahteraan para pendidik (guru). Sebab guru memegang peranan kunci dalam mewujudkan kualitas pendidikan sebuah generasi.
Hal ini ditegaskan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo saat saat memberikan sambutan pada acara HUT PGRI ke-77 dan Peringatan Hari Guru Nasional, yang dilaksanakan di Marina Convention Center, Kota Semarang, Sabtu (3/12).
Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah ini mengaku, sampai hari ini, masih jamak menerima keluhan dari para guru, khususnya terkait dengan status Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Untuk itu, ia pun terus menyampaikan agar para guru tidak perlu khawatir. Sebab di era Presiden Jokowi, kualitas pendidikan dan kesejahteraan para guru di negeri ini telah mengalami peningkatan.
“Saya minta bapak ibu pendidik semua tidak perlu khawatir, saya yakin target pengangkatan Satu Juta PPPK akan mampu terpenuhi. Bahkan tahun depan masih akan ada pengangkatan lagi,” jelasnya.
Sejauh ini, lanjut Ganjar, sudah ada sebanyak 300 ribu pengangkatan guru berstatus PPPK dan khusus untuk Jawa Tengah telah dilantik sebanyak 5.788 orang guru PPPK.
Sementara untuk tahun 2022 ini juga sudah ada 319 ribu pengangkatan. Pada 31 Oktober 2022 juga dibuka lagi penerimaan PPPK dengan total mencapai 4.361 lowongan guru dari 4.600 lowongan yang disediakan.
Selain itu, ada 5.546 guru honorer di bawah naungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah yang telah menerima gaji sesuai dengan UMK kabupaten/ kota, masing- masing plus 7,5 sampai 10 persen.
Maka sebelum melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM), kesejahteraan para guru mesti sudah terbangun dengan kokoh terlebih dulu.
“Sehingga tempat terhormat yang sudah menempel di pundak guru, tidak terdegradasi karena keterbatasan kesejahteraan secara ekonomi,” tegasnya di hadapan tak kuran 9.000 guru di Jawa Tengah.
Tak lupa, gubernur juga mengajak segenap guru yang hadir dalam Peringatan hari Guru kali ini untuk untuk mendoakan ribuan guru yang gugur di masa pandemi Covid-19, karena mereka telah banyak membantu Pemerintah menjaga kualitas pendidikan di tengah situasi yang serba sulit.
Masih terkait pentingnya peran guru/ pendidik, gubernur mengingatkan pada kesuksesan dan kemajuan negara Jepang. Di mana Kaisar Jepang menanyakan berapa jumlah guru yang tersisa setelah negerinya dihantam bom atom.
Sebuah pertanyaan sederhana, namun sangat bermakna. “Lalu, bisa nggak kita menyamai capaian Jepang, bisa nggak spirit Jepang itu kita tiru untuk memajukan bangsa ini,” tambah Ganjar.
Sebab selama ini pemerintah terus berikhtiar melakukan pemerataan akses pendidikan, melalui program Sekolah Garis Depan dan Guru Garis Depan bahkan hingga Merdeka Belajar,” tegasnya dalam acara yang juga dihadiri oleh Presiden Jokowi serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim ini.