REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Universitas Brawijaya (UB) baru-baru ini mendapat penghargaan dari UNESA-Dimetric (Disability Inclusion Metrics). Kampus yang berpusat di Kota Malang tersebut mendapatkan peringkat empat dunia kategori universitas ramah disabilitas.
Rektor UB Profesor Widodo menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan UB meraih peringkat empat dunia sebagai kampus ramah disabilitas versi pemeringkatan UNESA-Dometric. "UB berkomitmen untuk terus mewujudkan lingkungan kampus yang ramah bagi penyandang disabilitas," katanya di Kota Malang, Jumat (9/12/2022).
Menurut dia, UB memang layak disebut universitas yang ramah difabel. Pasalnya, UB sejak 201 telah menerima mahasiswa jalur disabilitas dan terus berusaha melengkapi sarana dan prasarana. Hal ini bertujuan agar UB menjadi kampus aman dan nyaman bagi penyandang disabilitas.
Saat ini, UB memiliki sekitar 111 mahasiswa difabel aktif. Mereka mendapat layanan dibawah Pusat Layanan Disabilitas (PLD) milik UB. Hasilnya pada 2020, UB mendapat penghargaan Zero Award dari sebuah lembaga di bawah PBB.
Ada pun UNESA-Dimetric merupakan pemeringkatan kampus ramah disabilitas yang diikuti 125 perguruan tinggi dunia. Hal ini bertujuan untuk mewujudkan lingkungan pendidikan yang ramah bagi penyandang disabilitas. Selain itu, juga untuk mengupayakan terciptanya inovasi program dan pertukaran ide dalam mendukung pendidikan yang sustainable, equality, accountable dan responsible.
Sementara itu, Ketua Satuan Klasterisasi dan Pemeringkatan UNESA, Profesor Nadi Suprapto menjelaskan, program ini merupakan langkah awal untuk menciptakan kampus yang ramah disabilitas. Dimetric termasuk aksi nyata dari komitmen UNESA untuk sama-sama mewujudkan aksesibilitas dan kualitas layanan untuk penyandang disabilitas.
Dia menambahkan, tercatat 125 perguruan tinggi di dunia yang menjadi partisipan UNESA-Dimetric 2022. Mereka melalui tahapan registrasi mulai 15 Agustus hingga 2 November 2022 lalu. Selanjutnya, mereka masuk dalam tahap penilaian pada periode 7 November 2022.
Menurut Nadi, terdapat 10 indikator yang digunakan dalam penilaian. Hal ini meliputi kepemimpinan, perencanaan strategis, kebijakan khusus inklusi, kelembagaan, kerja sama organisasi disabilitas dan sarana-prasarana. Selanjutnya, terdapat penilaian akomodasi yang layak, siswa-karyawan, pendidikan dan penelitian-pengabdian masyarakat.
Ada pun hasil penilaian secara berurut-turut yakni Open University, United of Kingdom (UK) dengan skor 90,94, University of Alicante Spanyol dengan skor 90,28 dan UNESA Surabaya dengan skor 89,56. Selanjutnya, Universitas Brawijaya, Malang dengan skor 82,89, The University of Sydney, Australia dengan skor 81.00 dan University of Tsukuba, Jepang dengan skor 79,00. Kemudian Universitas Jember dengan skor 73,61, Universitas Multimedia Nusantara dengan skor 71,94, Universitas Negeri Semarang dengan skor 70,61 dan Universitas Nahdlatul Ulama, Surabaya dengan skor 55,44.