Selasa 03 Jan 2023 20:43 WIB

Banjir Rob dan Bulan Purnama, Apa Hubungannya?

Bulan purnama terjadi karena posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Banjir rob masih menggenangi kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1/2023). Banjir rob di kawasan Pantai Marina sejak Kamis (29/12/2022) imbas jebolnya tanggul kinj mulai surut. Kini ketinggian air yang juga menggenangi perumahan elit Villa Marina berkisar 40 centimeter hingga 80 centimeter. Dan bagi warga yang akan .asuk ke dalam disarankan memakai perahu. Ada empat tanggul yang jebol sehingga menyebabkan air laut membanjiri kawasan Marina dan masih ditambah curah hujan tinggi saat tahun baru.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Banjir rob masih menggenangi kawasan Pantai Marina, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (3/1/2023). Banjir rob di kawasan Pantai Marina sejak Kamis (29/12/2022) imbas jebolnya tanggul kinj mulai surut. Kini ketinggian air yang juga menggenangi perumahan elit Villa Marina berkisar 40 centimeter hingga 80 centimeter. Dan bagi warga yang akan .asuk ke dalam disarankan memakai perahu. Ada empat tanggul yang jebol sehingga menyebabkan air laut membanjiri kawasan Marina dan masih ditambah curah hujan tinggi saat tahun baru.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Potensi cuaca ekstrem kerap terjadi saat periode tahun baru. Di tahun 2023, peneliti juga mengingatkan potensi banjir pesisir (rob), seiring dengan adanya fenomena bulan purnama.

Menurut Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Budi Harsoyo, bulan purnama terjadi karena posisi matahari, bumi dan bulan, berada pada satu garis lurus. Di titik itu, bumi dan bulan jaraknya berdekatan. 

Baca Juga

Jarak terdekat ketiganya terjadi saat bulan purnama. Dikarenakan ada jarak berdekatan, maka ini yang mengakibatkan gaya gravitasi bumi terpengaruh oleh gaya grativitasi di bulan. 

“Jadi dia akan menarik termasuk air yang menjadi pasang. Karena terkait grativitasi jadi tertarik. Maka wilayah perairan akan ikut tertarik,” kata Budi saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (3/1/2023).

Akibatnya terjadi pasang air laut yang akan mencapai titik maksimumnya. Sehingga muncul fenomena pasang surut, di mana titik maksimumnya terjadi saat bulan purnama. 

Banjir rob bisa mengakibatkan daerah-daerah di sekitar pantai atau laut, tergenang. Umumnya daerah yang dilanda banjir rob memiliki permukaan lebih rendah daripada air laut yang sedang pasang.

Bulan purnama menjadi salah satu fase bulan di mana bulan terletak di belakang bumi ditinjau dari matahari. Biasanya bulan purnama terjadi 12 kali dalam setahun dan tiga kali pada setiap musim. 

Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat waspada potensi banjir pesisir (rob) di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini seiring adanya fenomena bulan purnama (full moon) pada Jumat (6/1/2023).

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut yang dirilis BMKG, banjir rob berpotensi terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut serta memperhatikan update informasi cuaca maritim dari BMKG.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement