REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dokter spesialis bedah anak dari Rumah Sakit (RS) Premier Surabaya, Fransiska Kusumowidagdo mengungkapkan, kasus hernia alias turun berok mayoritas terjadi pada anak laki-laki. Kasus hernia pada anak bisa diselesaikan dengan operasi.
"Secara umum insidensi hernia di luar negeri sekitar 1-5 persen. Kemudian, 3 persen hernia terjadi pada anak perempuan, sedangkan pada anak laki-laki 17-20 persen," ujarnya, Jumat (6/1/2023).
Artinya, dia melanjutkan, mayoritas hernia terjadi pada anak laki-laki. Ia menjelaskan, hernia adalah penonjolan organ dan ini seharusnya tidak terjadi. Tak hanya orang dewasa, ia menyebutkan kasus ini juga bisa terjadi pada anak-anak. Sementara itu, risiko utama yang menyebabkan hernia pada anak adalah bayi-bayi yang prematur atau dengan berat badan lahir sangat rendah.
"Kenapa? Karena biasanya pembentukan organ bayi ini belum sempurna, belum selesai," katanya.
Ia menambahkan, gejala utama hernia pada anak yang pasti ditemukan adalah adanya benjolan pada kantung zakar atau pada lipatan paha. Biasanya benjolan ini terlihat saat anak menangis atau mengejan, kemudian hilang pada saat si kecil tidur atau tenang.
Namun, ia mengingatkan kasus hernia pada anak yang bertambah berat bisa menyebabkan muntah, nyeri perut, tidak bisa buang air besar (BAB), kembung atau gangguan, dan keluhan lain akibat sumbatan. Artinya, hernia biasanya mengganggu kalau sudah terjepit.
Mengenai cara paling mudah orang tua untuk mengenali buah hatinya yang mengalami hernia, ia mengatakan ini bisa diketahui pada saat mandi. Kadang-kadang anak bisa menangis dan kelihatan ada benjolan di situ.
Kemudian, pada saat anak tenang, benjolan juga menghilang. Namun, ada juga yang benjolan keluar, tidak bisa masuk lagi, dan akhirnya anak rewel. Untuk pemeriksaan lanjutan, ia meminta anak dibawa ke dokter.
"Kemudian, yang pasti dokter menanyakan riwayat penyakit dan memeriksa fisik," ujarnya.
Ia menambahkan, hernia yang terjadi karena tidak menutupnya kantung atau jalan antara tempat keluarnya buah zakar sehingga, untuk menyelesaikannya harus dengan operasi. Sebab, dia menjelaskan, ukuran hernia yang besar tidak akan menutup sendiri, kecuali mendapatkan bantuan terapi bedah.
Ini juga berlaku pada kasus hernia pada anak maka sebaiknya segera diterapi atau dioperasi karena hernia pada anak memiliki risiko jepitan. Akibatnya kalau sudah terjepit bisa menyebabkan organ yang terjepit jadi tidak vital.
"Jadi, jangan sampai tunggu parah. Lakukan tindakan operasi segera setelah mengetahuinya," katanya.