Rabu 19 Apr 2023 00:09 WIB

25 Tahun BUMN:  Erick Thohir, BUMN, dan Ramadhan 

Tidak saja soal keuntungan, Erick  memperhatikan pelayanan BUMN kepada masyarakat.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersama pegawai Kementerian BUMN dalam peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-25 Kementerian BUMN di taman Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (13/4/2023).
Foto:

Oleh Muhammad Muchlas Rowi, Komisaris Independen PT Jamkrindo

REPUBLIKA.CO.ID, Meski terjadi di bulan April, tapi dua momentum ini bukanlah tipu-tipu [April Mop]. Sebaliknya, ini sesuatu yang spesial bagi bangsa Indonesia. Keduanya momentum sarat makna dan sejarah. Selain puasa dan perayaan Idul fitri, juga ada hari kelahiran Kementrian BUMN.

Ya, tepat 13 April 2023 usia Kementerian BUMN genap 25 tahun. Itu artinya di bulan ini BUMN mencapai usia peraknya. Usia yang menggambarkan perjuangan panjang, ada sejumlah pencapaian meski belum cukup untuk membangun Indonesia.

Seperti kita tahu, sekira 25 tahun lalu terbit Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 50 tahun 1998. 

PP ini mengatur Pengalihan Kedudukan, Tugas dan Kewenangan Menteri Keuangan Selaku Pemegang Saham atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Perusahaan Perseroan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara.

Lahirnya beleid tersebut menandai perubahan penting, di mana rumah besar BUMN yang sebelumnya cuma sekelas direktorat jenderal atau eselon I, dengan nama Direktorat Jenderal Pembinaan Badan Usaha Negara [DJ-PBUN] menjadi setingkat kementerian bernama Kementreian Badan Usaha Milik Negara.

Kata kunci transformasi

Sekali lagi meski terjadi di bulan April, ini sama sekali tak ada kaitan dengan fools days atau kebohongan apa pun. Sebaliknya, benang merah yang dapat kita ambil dari dua momentum penting di bulan ini adalah ‘transformasi’. 

Puasa momentum perubahan positif untuk melakukan refleksi diri, mengetuk kepekaan sosial, dan memperkokoh ketakwaan para pelakunya. 

Sementara Idul fitri yang kemudian dilaksanakan di penghujung pelaksanaan puasa, menjadi penanda para pelaku puasa [saimun] telah berhasil melakukan transformasi. Lalu naik kelas dengan bertambahnya keimanan dan ketakwaan.

Proses transformasi yang dalam tiga tahun terakhir dilakukan di tubuh Kementerian BUMN sejatinya ‘serupa mesti tak sama’. Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, Kementrian BUMN telah  menjalankan serangkaian langkah transformasi, efisiensi, dan restrukturisasi untuk memperbaiki kinerja dan performa BUMN.

Berkat upaya transformasi, efisiensi, dan restrukturisasi yang dilakukan putra dari Muhammad Thohir ini, kesan negatif BUMN sebagai sumber masalah perlahan memudar. Kementerian BUMN saat ini justru jadi pusat kreativitas, inovasi, bahkan solusi.

Diawali dengan merampingkan struktur birokrasi di kementerian agar bisa bergerak lebih cepat dan lincah. Erick lantas menjalankan misi penyehatan BUMN, melakukan restrukturisasi dengan membentuk klaster-klaster dan holding

Upaya ini dilakukan, karena mengawasi 41 perusahaan dan 12 klaster tidaklah mudah. Terbaru, Erick merampingkan kembali BUMN dengan membubarkan enam perusahaan BUMN.

Erick sadar, tak semua BUMN sehat dan kompetitif karena faktanya ada juga BUMN yang sifatnya layanan publik dan penugasan. Erick juga sadar jika dalam sekian lama ada banyak BUMN yang menjalankan usaha di luar core bisnisnya. 

Karena itu, fokus lainnya dalam transformasi BUMN adalah memperjelas core bisnis perusahaan-perusahaan BUMN.

Kasus-kasus yang menimpa Jiwasraya, Asabri, maupun Garuda Indonesia menjadi pembelajaran penting bagi Erick. Selain memperjelas core bisnis perusahaan-perusahaan BUMN juga harus dilakukan langkah cepat untuk mengatasi kasus hukum. 

Erick lantas melakukan pemberantasan korupsi di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut. Dengan cepat dia melaporkan dan meminta BPK, KPK, dan Kejaksaan Agung membenahinya.

Terobosan lain yang dilakukan Erick dan mengejutkan publik adalah memerger bank-bank syariah. Erick melihat perlunya holdingisasi untuk memperkuat dan mengefektifkan kinerja bank syariah dalam satu payung perusahaan yang baik dan sehat. 

Erick berharap, dengan langkah tersebut Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia bisa menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah dunia.

Peran terbesar Erick yang tak bisa dilupakan adalah dalam penanganan pandemi Covid-19 dan sukesnya pelaksanaan mudik pertama setelah Covid-19 pada 2022. 

Berkat tangan emasnya, Indonesia bisa melakukan diplomasi untuk mendatangkan vaksin, penyediaan oksigen, obat gratis, hingga penciptaan vaksin. Indonesia pun akhirnya jadi salah satu negara terbaik dalam menyelesaikan kasus yang tak pernah ada presedennya di mana pun dan kapan pun ini.

Last, Erick turut andil besar menyukseskan proses mudik yang aman dan sehat. Padahal, bayang-bayangan dan ketakutan publik terhadap virus Covid-19 masih cukup besar. Semoga kesuksesan serupa tercipta pada prosesi mudik 2023 ini.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement